DEMOKRASI.CO.ID - Tim gabungan pemberantasan penambangan emas tanpa izin (PETI) Kabupaten Bungo kembali melakukan penertiban penambangan emas ilegal yang masih nekat beroperasi di Area Bandara Muara Bungo, Kecamatan Rimbo Tengah, Kabupaten Bungo, Jambi.
Penertiban yang dilakukan petugas lantaran adanya laporan warga atas maraknya aktivitas PETI yang masih melakukan penambangan ilegal yang dapat merusak lingkungan sekitar Bandara kebanggaan masyarakat Kabupaten Bungo.
Informasi diperoleh, sejumlah alat-alat dan mesin Dongfeng dimusnahkan oleh tim gabungan dengan cara dibakar. Kini petugas masih terus menyisir seluruh wilayah dekat bandar Muara Bungo.
Kapolres Bungo, AKBP Guntur membenarkan atas penggerebekan yang dilakukan petugas di area bandara Kabupaten Bungo, karena masih adanya aktivitas peti yang bergerak bebas.
“Ini memang dekat dengan area bandara jadi harus kita musnahkan. Untuk hasil berapa jumlah mesin yang berhasil kita bakar belum bisa disampaikan, karena sekarang razia masih berlangsung dan sementara sudah 12 unit rakit dompeng dimusnahkan,” ujar Kapolres Bungo, AKBP Guntur Saputro, Kamis (23/06).
Dikatakan Guntur, penertiban ini juga dilakukan setelah beberapa kali dilakukan himbauan kepada para penambang, agar tidak lagi melakukan aktivitas penambangan tanpa izin.
"Sebelumnya, kami sudah beberapa kali mengimbau kepada para pelaku tambang ilegal, tapi himbauan yang diberikan itu tidak diindahkan, hingga dilakukan penggerebekan," katanya.
Saat dilakukan penertiban, petugas tidak menemukan para pelaku, karena telah berhasil kabur terlebih dahulu sebelum penggerebekan petugas. Sehingga, petugas hanya melakukan pemusnahan belasan set mesin Penambangan emas Ilegal yang ada dilokasi.
"Saat kita lakukan penggerebekan, kita tidak menemukan para pekerja dan pemilik, karena para pelakunya sudah kabur, saat melihat petugas datang," ungkapnya.
Ditambahkannya, hingga saat ini petugas terus melakukan penyisiran dikokasi, untuk menetralisir adanya para pelaku dan mesin Penambangan emas ilegal yang masih berada dilokasi.
"Kami terus melakukan penyisiran dikokasi, untuk memburu para pelaku, siapa pemilik dan pemodal atas operasi tersebut," pungkasnya. [tvonenews]