DEMOKRASI.CO.ID - Kasus PCR yang diduga libatkan Menko Marves, Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri BUMN, Erick Thohir tidak direspon oleh ketua KPK, Firli Bahuri.
Bungkamnya Firli Bahuri soal kasus PCR ini memicu reaksi publik yang mempertanyakan kegunaan dari KPK hingga menyebut KPK singkatan dari Komisi Perlindung Koruptor.
Melalui media sosial Twitter, Netizen mengaku heran dengan masa kepemimpinan Firli Bahuri di KPK yang dinilai seolah menyembunyikan para koruptor yang meresahkan negara.
“KPK era si Firli Bahuri itu adalah singkatan dari Komisi Perlindung Koruptor?”, komentar akun @Bagas170912, dikutip pada, Minggu 12 Juni 2022.
Selain itu, netizen mengaku bingun dengan diamnya Firli Bahuri ketika ditanya beberapa kasus dugaan korupsi seperti yang terjadi pada kasus pencucian uang putra presiden hingga kasus Harun Masiku.
Jawaban Firli juga menjadi sorotan tatkala ditanyakan mengenai kasus korupsi yang selalu mengatakan bahwa, pertanyaan titipan.
“Ditanya kasus PCR membisu, ditanya kasus cuci uang anak presiden membisu, ditanya Harun Masiku, apa nggak ada pertanyaan lain, pertanyaan titipan ya, katanya. Terus mengaku pimpin KPK, koplak ngga sih?”, tulis Akun @YHuda1977.
Nyali Firli Bahuri dalam menangani kasus besar juga disinggung netizen yang menilai bahwa keberanian Firli hanya sekelas Bupati, sehingga ketika menghadapi kasus besar sekelas Menteri nyalinya ciut.
“Firli CS ini beraninya hanya sekelas bupati, diatas bupati nyalinya kayak kerupuk kesiram air”, komentar [email protected]
Sebelumnya, kasus PCR ini kembali dipertanyakan oleh Wakil Ketua Umum Partai Rakyat Adil Makmur (PRIMA) Alif Kamal.
“Kabar soal kasus PCR yang kami laporkan gimana pak?”, tulis Alif Kamal dalam cuitannya.
Laporan kasus korupsi PCR yang melibatkan Luhut Binsar Pandjaitan dan Erick Thohir dilaporkan oleh PRIMA. Alif Mengatakan laporan terhadap dua Menteri itu dilakukan berdasarkan hasil investigasi. [terkini]