DEMOKRASI.CO.ID - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memberi kritik keras ke Presiden Prancis Emmanuel Macron. Ini karena pernyataan soal Rusia.
Dalam sebuah wawancara yang diterbitkan Sabtu lalu, Macron mengatakan "Kita tidak boleh mempermalukan Rusia, sehingga pada hari ketika pertempuran berhenti, kita dapat membangun jalan keluar melalui cara-cara diplomatik". Kalimat ini membuat Ukraina meradang.
"Kami tidak akan mempermalukan siapa pun," tegas Zelensky dalam sebuah wawancara dengan Financial Times dimuat CNN International, dikutip Rabu (8/6/2022).
Zelensky mengatakan bahwa Macron, sebagai pemimpin Normandia, forum penyelesaian masalah Rusia dan Ukraina sebelum serangan 24 Februari, harusnya memiliki pemahaman yang mendalam tentang semua detail masalah. Termasuk apa yang ia sebat "kegagalan Rusia untuk mematuhi perjanjian".
Zelensky mengatakan bahwa dia siap untuk negosiasi dengan Rusia. Tetapi, tambahnya, satu-satunya orang yang mampu mendiskusikan akhir perang itu sendiri adalah Presiden Rusia Vladimir Putin.
"Setiap perang harus diakhiri di meja perundingan," katanya lagi. "Ini persis seperti yang terjadi dalam sejarah."
"Saya masih teguh dan teguh, mau atau tidak, saya siap untuk negosiasi langsung dengan Presiden Putin, jika siap untuk membahas mengakhiri perang ini secara serius," tambahnya.
Perang Rusia dan Ukraina sendiri sudah mencapai 100 hari lebih. Namun hingga kini belum ada tanda-tanda damai.
Perang menyebabkan krisis energi dan pangan. Sanksi barat yang diberikan ke Rusia dengan larangan impor minyak dan gas membuat harga naik sementara serangan Rusia membuat Ukraina yang lumbung pangan Eropa tak bisa melakukan ekspor. [cnbcinodonesia]