DEMOKRASI.CO.ID - Presiden Joko Widodo merespons teriakan "lanjutkan" dari Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Mardani H Maming dalam perayaan 50 Tahun HIPMI tahun 2022 di Jakarta, Jumat silam.
"Tadi banyak yang menyampaikan 'lanjutkan, lanjutkan'. Hati-hati ini tahun politik, bapak ibu yang menyampaikan 'lanjutkan, lanjutkan', saya yang didemo," kata Presiden Jokowi saat menyampaikan sambutan dalam acara tersebut.
Sebelumnya Jokowi naik panggung, Mardani Maming teriak "lanjutkan, lanjutkan, lanjutkan!" terkait Pemerintahan Presiden Jokowi dari di panggung.
"Saya harus memberikan keyakinan kepada Bapak Presiden Joko Widodo, beliau adalah keluarga HIPMI, beliau adalah Presiden HIPMI pertama, apapun kebijakan beliau di 2024, kita keluarga HIPMI siap mendukung dan mengikuti apa pun petunjuk beliau. Lanjutkan, lanjutkan, lanjutkan!" kata Mardani.
"Kejadiannya sudah terjadi, pertama (yang) menyampaikan (lanjutkan), Pak mantan ketua HIPMI, Pak Menteri Investasi, karena alasan ini, ini, ini 'lanjutkan'. Besoknya, enggak ada sehari saya didemo besar-besaran, Lho yang ngomong bukan saya, yang didemo saya. demo dong Pak Bahlil," ungkap Presiden sambil berseloroh dan disambut tawa hadirin
Sebelumnya Menteri Investasi Bahlil Lahadalia diketahui dalam acara rilis temuan survei Indikator Politik Indonesia pada 10 Januari 2022 silam menyebut, para pelaku usaha di Indonesia ingin agar Pemilu 2024 diundur sebab situasi dunia usaha mulai kembali bangkit setelah terpuruk akibat pandemi COVID-19 dalam dua tahun terakhir.
"Nanti ini saya kalau tidak jawab, bukan HIPMI yang didemo, tapi saya. Hati-hati, sekali lagi ini tahun politik," tambah Presiden.
Presiden pun menyebut yang ia pahami dari pernyataan "lanjutkan" Mardani adalah soal keberlanjutan program pemerintah.
"Tapi saya tangkap yang dimaksud dilanjutkan itu adalah programnya. Pemimpinnya siapa pun terserah, tapi yang dilanjutkan adalah program-programnya, supaya ada kontinuitas, supaya ada keberlanjutan," ungkap Presiden.
Presiden menyebut jangan sampai saat satu pemimpin sudah mengerjakan satu program tapi saat terjadi pergantian pemimpin, tidak dilanjutkan.
"Ini yang bahaya, dan selalu kalau seperti itu, mulai dari TK lagi. Sudah ke SMP, sudah ke SMA, ganti pemimpin mulai lagi dari TK lagi. Kapan kita akan sampai ke lulus universitas?" ungkap Presiden.
Apalagi masalah yang dihadapi negara-negara saat ini, menurut Presiden Jokowi, bukanlah masalah yang enteng.
"Semua negara mengalami hal yang sama, ketidakpastian. Jangan sampai juga karena kita nanti ada perhelatan pemilu dan pilkada ketidakpastian itu tambah lagi," tambah Presiden.
Masalah ketidakpastian tersebut, diyakini Presiden Jokowi dialami oleh semua pemimpin negara.
"Semua kepala negara, saya pastikan, mengalami (ketidakpastian). Urusan pemulihan ekonomi karena pandemi belum selesai, belum rampung, ditambah lagi perang di Ukraina, jangan sampai tambah lagi urusan di dalam negeri, setuju? Karena masalah politik di 2024, setuju?" kata Presiden.
Presiden juga memperingatkan penurunan proyeksi tingkat pertumbuhan ekonomi negara berkembang oleh Bank Dunia yang sebelumnya diperkirakan 6,6 persen menjadi 3,4 persen.
"Anjlok betul, tapi kita alhamdulilah di kuartal pertama kemarin bisa tumbuh 5,01 persen. Tidak ada negara G20 yang tumbuh 5,01 persen," ungkap Presiden. [era]