DEMOKRASI.CO.ID - Presiden Jokowi bicara sulitnya situasi yang dihadapi negara imbas pandemi COVID-19 selama lebih dari dua tahun. Situasi sulit tersebut, kata Jokowi, tidak bisa dihindari semua negara di dunia.
Jokowi mengungkapkan tak sedikitnya dana yang mesti dikeluarkan mengatasi dampak dari pandemi. Wabah ini telah berdampak pada perekonomian dan memperbesar beban keuangan.
"Pertama, COVID-19 dua tahun ini menghabiskan anggaran kita hampir Rp 1.400 triliun hilang. Negara lain juga sama, menganggarkan duit gede sekali hilang," pungkas Jokowi saat menghadiri acara Relawan Tim 7 di Ancol, Jakarta, Sabtu (11/6).
Beban ekonomi kini muncul lagi saat pemulihan baru saja berlangsung. Ini dipicu perang di Rusia dan Ukraina.
Situasi ekonomi global, kata Jokowi, menjadi kian tidak pasti lantaran dua hal tersebut. Lonjakan harga nyaris dialami semua negara. "Tapi alhamdulillah di negara kita masih mampu mengendalikannya," ujar Jokowi.
Ia memberi contoh pada masalah lonjakan harga energi. Kenaikan harga minyak mentah dunia masih bisa ditahan di dalam negeri dengan tidak ikut naiknya harga bahan bakar.
"Di negara kita harga BBM Pertalite masih Rp 7.650 bener? Tidak naik betul? Coba lihat pertamax ini yang pakai yang punya mobil-mobil bagus, harganya masih di angka Rp 12.500. Kita lihat di Amerika harga bensin sudah Rp 19.400, di Singapura sudah Rp 33 ribu," pungkas Jokowi. [kumparan]