DEMOKRASI.CO.ID - Politisi partai Gelora, Fahri Hamzah, mengkritik fenomena politisi yang memperkuat popularitasnya agar bisa memaksa partainya untuk mengusungnya dalam Pilpres dan Pilkada 2024.
Menurut Fahri, dalam sistem presidensialisme, harusnya politisi sadar kalau partai sebelum menetapkan usungan, ada kerja-kerja seleksi dulu secara internal.
Kata Fahri, sikap politisi model begitulah yang bisa bikin partai jadi bingung. "Jangan kemudian semua dibikin bingung. Partai politik kita dibikin bingung oleh adanya kader yang kampanye sendiri di luar," beber Fahri dalam sebuah diskusi via Zoom yang ditonton ERA.
"(Kader partai) merasa dapat popularitas, bentuk tim sukses di mana-mana, partainya dipaksa harus memilih dia. Gak boleh begini dong!"
Selanjutnya Fahri pun mengkritik kinerja Menteri BUMN Erick Thohir, yang memasang wajahnya di perusahaan negara yang tersebar di berbagai daerah.
Diakuinya, Erick tidak punya urusan terkait hal itu. "Apa urusannya menteri dengan PT PT BUMN Ini? Gak ada urusannya! Itu dia sudah punya dirut."
"Menteri BUMN itu ngantornya di Jakarta saja. Gak perlu keliling Indonesia. Untuk apa? Anda ngurus korporat kok. Korporat sudah ada dirutnya."
Tak lama, Fahri bilang Erick juga pernah bertemu petani pupuk dan ia geram mengetahui itu. "Itu bukan urusan lu! Urusan lu itu ngeberesin perusahaan supaya tidak bangkrut! Ini perusahaannya bangkrut semua, dianya melenggang ke mana-mana." [era]