DEMOKRASI.CO.ID - Pengamat politik, Rocky Gerung, menyindir Menteri BUMN Erick Thohir yang dikritik oleh kader PDI Perjuangan (PDIP).
Sindiran kader PDIP tersebut dilontarkan lantaran Erick Thohir memanfaatkan fasilitas publik untuk kepentingan dirinya sendiri yaitu kampanye.
Rocky Gerung menilai PDIP kesal karena seolah-olah Erick Thohir memanfaatkan fasilitas publik untuk kepentingan kampanye pribadi.
“Kita tau bahwa PDIP kesel karena seolah-olah Erick Thohir itu memanfaatkan fasilitas publik untuk kampanye, ya jelas itu adalah kampanye,” kata Rocky Gerung di kanal YouTube Refly Harun pada Senin (13/6).
Tetapi, Rocky Gerung menambahkan bahwa analisis dari kekesalan PDIP ke Erick Thohir bisa jadi karena Menteri BUMN tersebut tidak setor.
“Tetapi, kalau PDIP yang kritik kita juga nggak percaya. Karena kita bisa analisis jangan-jangan PDIP kesel karena Erick Thohir nggak nyetor, kan begitu larinya,” ujarnya.
Rocky Gerung mengatakan bahwa kabinet Presiden Jokowi berisi petugas partai PDIP sendiri, mulai dari presiden hingga timnya.
“Kabinet itu kan kabinet yang dibentuk berdasarkan kemampuan PDIP untuk memenangkan suara dengan menempatkan petugas partainya sebagai presiden dan tim,” jelasnya.
“PDIP juga sama, dalam banyak hal dia juga memanfaatkan fasilitas-fasilitas yang disediakan oleh negara untuk kepetingannya.
Lebih lanjut, Rocky Gerung menyindir baik Erick Thohir maupun PDIP sebenarnya sama, sama-sama memanfaatkan fasilitas negara untuk kepentingan pribadinya.
Rocky Gerung mengatakan bahwa kabinet Presiden Jokowi berisi petugas partai PDIP sendiri, mulai dari presiden hingga timnya.
“Kabinet itu kan kabinet yang dibentuk berdasarkan kemampuan PDIP untuk memenangkan suara dengan menempatkan petugas partainya sebagai presiden dan tim,” jelasnya.
“PDIP juga sama, dalam banyak hal dia juga memanfaatkan fasilitas-fasilitas yang disediakan oleh negara untuk kepetingannya.
Lebih lanjut, Rocky Gerung menyindir baik Erick Thohir maupun PDIP sebenarnya sama, sama-sama memanfaatkan fasilitas negara untuk kepentingan pribadinya.(wartaekonomi/fajar)