DEMOKRASI.CO.ID - Kinerja Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir kembali disorot Deputi Strategi dan Kebijakan DPP Partai Demokrat Yan Harahap.
Itu setelah, Menteri Keuangan Sri Mulyani membeberkan kondisi dua BUMN, yakni PLN dan Pertamina yang alami kerugian ratusan triliun.
Anak buah AHY itu meminta Erick Thohir sebaiknya mengundurkan diri saja dari kursi Menteri BUMN.
Terlebih akhir-akhir ini, menteri berlatarbelakang pengusaha itu mulai sibuk dengan kampanye menuju Pilpres 2024.
“Mundurlah jika sudah tak mampu. Mendingan fokus saja kampanye. Atau memang niatnya kampanye ‘gratisan’?,” kata Yan dikutip Fajar.co.id di akun Twitternya, Jumat (10/6/2022).
Sebelumnya, Wakil Ketua Fraksi PKS DPR RI, Mulyanto mendesak Menteri BUMN Erick Thohir fokus urus Pertamina dan PLN yang diambang kerugian. Menurutnya, Erick jangan asyik kampanye ke berbagai daerah tapi lupa dengan kewajiban utamanya sebagai menteri.
“Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani menyebutkan dua Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sektor energi, PT Pertamina (Persero) mencapai Rp191,2 triliun dan PT PLN (Persero) mengalami kerugian sebesar Rp71,1 triliun, karena imbas lonjakan harga batu bara dan minyak mentah yang jadi bahan baku produksi kedua BUMN tersebut,” kata Mulyanto kepada wartawan, Selasa (24/5/2022).
Menurutnya, Erick perlu bekerja secara sungguh-sungguh agar kerugian kedua BUMN tersebut tidak terus bertambah. Pasalnya, kata dia, jika BUMN tersebut terus ujung-ujungnya rakyat yang akan menanggung deritanya. Dikhawatirkan, Pertamina dan PLN akan berlomba menaikan harga BBM dan listrik.
“Menteri BUMN harus fokus pada isu-isu strategis BUMN, jangan gagal fokus dan lupa tugas dan fungsi. Yang saya amati Menteri BUMN ini gagal fokus. Sering mengangkat isu-isu kecil remeh-temeh seperti soal toilet SPBU, pawang hujan, dan lain-lain ketimbang mendalami isu besar strategis seperti soal kebakaran kilang Pertamina, lifting migas dan lain-lain,” tuturnya. (msn/fajar)