logo
×

Selasa, 07 Juni 2022

Buntut Penghinaan Nabi Muhammad di India: 38 Orang Ditangkap

Buntut Penghinaan Nabi Muhammad di India: 38 Orang Ditangkap

DEMOKRASI.CO.ID - Pemerintah India berupaya memadamkan kemarahan yang bergejolak sebagai buntut kasus penghinaan Nabi Muhammad SAW oleh dua orang kader partai berkuasa, Bharatiya Janata Party (BJP).

Demonstrasi terjadi di Mumbai. Para pendemo turun ke jalan memprotes ucapan kontroversial petinggi partai beraliran Hindu nasionalis tersebut. Menurut laporan Reuters sebanyak 38 orang ditangkap karena kerusuhan di kota utara dan demonstrasi yang terjadi di Mumbai.

Penangkapan demonstran tersebut dilakukan guna meredakan ketegangan agama yang muncul setelah penghinaan Nabi Muhammad SAW yang dilakukan juru bicara BJP, Nupur Sharma, dan kepala operasi partai tersebut, Delhi Naveen Kumar Jindal.

Selain dari dalam negeri, kemarahan atas pernyataan dua anggota BJP itu juga berasal dari luar negeri. Beberapa pejabat tinggi India bekerja keras mengelola dampak diplomatik karenabeberapa negara seperti Qatar, Arab Saudi, Oman, Uni Emirat Arab, Afghanistan, Pakistan, dan Iran menuntut permintaan maaf.

Selama akhir pekan, diplomat-diplomat India yang ditempatkan di negara-negara Teluk dipanggil oleh pejabat di masing-masing negara untuk memprotes komentar Sharma dan Jindal.

BJP disebut telah mengeluarkan Sharma dari keanggotaan utama serta mendepak Jindal karena kata-kata yang mengusik ketenangan beragama.

Sebelum kasus penghinaan Nabi Muhammad SAW terdapat beberapa isu sentimen anti-Islam, seperti soal makanan hingga busana.

Sikap Perdana Menteri Narendra Modi, yang berasal dari BJP, memilih diam membuat pemerintahan India saat ini dianggap tidak memperhatikan masalah tersebut.

Pemeluk agama Islam di India tergolong minoritas, hanya mencapai 14 persen dari total populasi negara tersebut yang menyentuh angka 1,4 miliar. [cnnindonesia]

Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: