DEMOKRASI.CO.ID - Pandangan langkah Anies Baswedan Ingin Lengserkan Jokowi, Wagub DKI Tegaskan Sikap Pemprov DKI Jakarta
Maraknya berita saling menjadi terbaik . Kans Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, maju dalam kontestasi Pilpres 2024 memang terbuka sangat lebar.
Terlebih dukungan yang diberikan kepadanya terlihat semakin masif.
Terbaru, dukungan datang dari kelompok massa yang menamakan Majelis Sang Presiden.
Sekalipun demikian, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria, memiliki penegasan terhadap Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, dalam hal ini para Aparatur Sipil Negara (ASN).
Wagub DKI itu menekankan Pemprov DKI Jakarta bersikap netral.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria © Disediakan oleh Tribun-Papua.com
Tidak ikut politik praktis atau upaya dukung-mendukung yang dilakukan organisasi politik.
"Dari kami sebagai Pemprov, tidak ikut politik praktis. Pemprov tidak ikut dalam dukung mendukung,"
"Pemprov tugasnya melaksanakan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2017-2022,"
"Kami tidak dalam dukung mendukung." kata Riza dilansir Tribun Jakarta, Kamis (9/6/2022).
Lebih lanjut Riza mengatakan, dukungan yang disampaikan sejumlah pihak kepada Anies sebagai capres 2024 hal lumrah dalam negara demokrasi.
"Kita ini negara demokrasi yang menjunjung tinggi demokratis, setiap warga negara punya hak dipilih dan memilih, setiap warga negara punya hak untuk mendukung dan tidak mendukung, tegasnya
Kaget Keduanya ingin berbuat yang terbaik bagi bangsa ini.
Presiden Jokowi dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat gelaran Formula E Jakarta, Sabtu, (04/06/2022). (Foto www.inilah.com) |
Menuju Pilpres 2024, nama Anies mencuat bahkan moncer di papan-papan atas survei. Mereka yang dulu merasa kalah sama Anies tidak terima, Anies pun terus dihajar. Dari sekadar pendukung, buzzer, influencer, hingga partai politik tertentu. Inilah yang mengakibatkan lama-lama seolah Anies berlawanan dengan Jokowi dan atau Jokowi berlawanan dengan Anies. Padahal itu kelakukan sebagian pendukungnya saja. Kelakuan ‘partai politik rasa buzzer’.
Demikianlah, kalau kita membaca peta politik Indonesia hanya dari media sosial, apalagi mengikuti maunya para ‘buzzer’, semua akan berantakan. Bahkan dipenuhi kebencian. Saat Jokowi akrab dengan Anies, semua kaget dan kelimpungan. Saat Jokowi mendukung program Anies, seperti Formula E, semua kalang kabut. Denial. Tidak terima. Seraya mengeluarkan analisis-analisis yang ambigu. Sialnya, banyak pula elit yang termakan ‘set up’ situasi ini, bikin semua tambah runyam.
Aslinya, Jokowi dan Anies baik-baik saja. Keduanya ingin berbuat yang terbaik bagi bangsa ini. [law-justice]