DEMOKRASI.CO.ID - Tokoh IKA GP Ansor Jatim, Cak Choirul Anam, angkat bicara terkait peristiwa yang dialaminya. Dia menyampaikan, apa yang dilakukan massa Ansor-Banser Surabaya adalah bentuk premanisme.
“Itu premanisme dari Banser. Yang saya khawatirkan, tidak tanggung jawab, (mereka) menghentikan pidato Pak La Nyalla, beliau pejabat tinggi Ketua DPD RI, ini yang saya khawatir. Kami maklum mereka preman, tapi Pak Nyalla itu punya Pemuda Pancasila yang juga banyak sekali,” katanya.
Pria yang akrab disapa Cak Anam ini menyebut, tindakan massa dari Ansor-Surabaya melanggar aturan.
“Tindakan premanisme Banser ini sudah tidak beretika, tidak bermoral dan melanggar aturan. Itu kan pidato pejabat tinggi dan itu online tiba-tiba diambil, kayak preman. Saya nggak bisa menghalangi orang-orang seperti itu (massa Banser-Ansor Surabaya),” jelasnya.
“Jadi ini satu accident, yang saya tidak tanggung jawab orang-orang itu. Jadi yang memakai baju Banser seperti preman. Saya juga nggak melapor ke polisi, untuk apa? Ini persoalan yang alumni sadari, bahwa banser-banser sekarang seperti itu, otak preman, rusak kayak begitu,” tandas Cak Anam.
Sebelumnya diberitakan, acara Silaturahmi Ikatan Alumni GP Ansor yang digelar di halaman gedung Museum Nahdlatul Ulama Kota Surabaya, Jumat (17/6/2022), bubar setelah didatangi puluhan anggota Banser.
Ketua Pimpinan GP Ansor Surabaya, Faridz Afif, menyatakan, organisasi yang mengatasnamakan Ikatan Alumni (IKA) GP Ansor itu ilegal. Dia menegaskan bahwa tidak ada ikatan alumni GP Ansor. Menurutnya, kader yang telah menyelesaikan khidmatnya di Ansor itu seharusnya melanjutkan pengabdian mereka di Nahdlatul Ulama (NU), bukan malah membentuk ikatan alumni.
Namun, ternyata imbauan tersebut tidak digubris hingga akhirnya silaturahmi IKA GP Ansor tersebut tetap terlaksana.
“Kami tidak mempermasalahkan acara tersebut, tetapi jangan membawa nama Ansor dan Banser. Coba kalau tidak ada kata-kata Ansor dan Banser, tidak akan kami bubarkan,” katanya saat mendatangi lokasi.
Kericuhan terjadi saat para pengurus GP Ansor Surabaya melepas sejumlah atribut yang mengatasnamakan Ansor dan Banser dalam Silaturahmi IKA GP Ansor dan Banser Jawa Timur dan deklarasi Pergerakan Penganut Khittah Nahdliyyah (PPKN).
Kedatangan anggota Ansor dan Banser itu sempat mendapat reaksi dari panitia dan peserta kegiatan. Kedua kubu sempat terlibat adu mulut, tetapi kemudian kegiatan itu berhasil dibubarkan.
Selain itu, lanjut Afif, Silaturahmi Ikatan Alumni Ansor tersebut juga tidak izin Pimpinan Pusat GP Ansor maupun Pimpinan Wilayah GP Ansor Jatim. “Kami mendapatkan perintah dari pimpinan pusat dan wilayah untuk menertibkannya,” ujar dia.
Untuk itu, pihaknya akan melaporkan ke kepolisian terkait pemakaian logo Ansor dan Banser yang dipakai di kegiatan itu. Lagi pula, logo Ansor dan Banser tersebut sudah terdaftar di pemerintah. [fajar]