DEMOKRASI.CO.ID -- Turki kembali menunjukkan dirinya sebagai salah satu produsen drone militer terdepan di dunia, dengan kehadiran Akinci yang mampu cetak sejarah dan dijejali beragam teknologi, saat sang kakak Bayraktar TB2 tengah laris diminati di dunia.
Dalam tonggak baru, drone ini telah melakukan penerbangan yang belum pernah terjadi sebelumnya, berangkat dari barat laut Turki dan mendarat di Azerbaijan, untuk mengikuti gelaran Teknofest bulan lalu.
Dua drone Akıncı lepas landas dari distrik orlu Tekirdağ barat laut, satu di pagi hari dan yang lainnya di sore hari, dan melakukan perjalanan melalui Turki dan Georgia sebelum mereka mendarat di Bandara Internasional Heydar Aliyev di Baku, kata pengembang, Baykar, melansir Daily Sabah 22 Mei.
Mencakup jarak sekitar 2.000 kilometer, UCAV menyelesaikan penerbangan lima jam saat mereka melakukan perjalanan melalui tiga negara, yang pertama dalam sejarah penerbangan Turki.
Bersama dengan produk pertahanan dan teknologi mutakhir lainnya yang dikembangkan oleh perusahaan Turki, Akıncı akan bertemu dengan para penggemar dirgantara dan teknologi di Baku selama Teknofest yang akan diadakan dari 26 Mei hingga 29 Mei.
Menandai drone paling canggih yang dibangun oleh negara tersebut, Akıncı pertama kali dikirim ke pasukan keamanan Turki pada akhir Agustus tahun lalu.
UCAV bergabung dengan Bayraktar TB2, yang telah banyak digunakan dan dijual ke berbagai negara, termasuk Ukraina, Qatar, Azerbaijan, dan Polandia.
Drone Akinci. (Wikimedia Commons/CeeGee) |
Enam drone Akıncı telah memasuki inventaris sejauh ini dan telah digunakan secara aktif oleh Angkatan Bersenjata Turki (TSK). Mereka telah bergabung dengan operasi besar pertama mereka bulan lalu saat, Turki melancarkan serangan militer terhadap target teroris PKK di Irak utara.
Akıncı lebih panjang dan lebih lebar dari Bayraktar TB2 dan dapat melakukan tugas-tugas strategis. Pesawat ini memiliki lebar sayap 20 meter, dengan struktur sayap bengkok yang unik, dilengkapi kontrol penerbangan otomatis penuh dan sistem autopilot rangkap tiga.
Drone ini dapat membawa beragam persenjataan, termasuk berbagai rudal seperti Smart Micro Munitions (MAM-L) yang dikembangkan oleh kontraktor terkemuka Turki, Roketsan, serta rudal udara-ke-udara Gökdoğan (Merlin) dan Bozdoğan (Peregrine). Drone ini juga dapat dilengkapi dengan radar active electronically scaned array (AESA)..
Tak hanya itu, Akinci juga mampu meluncurkan beberapa jenis amunisi lainnya, seperti Stand-Off Missile (SOM), rudal jelajah udara-ke-permukaan jarak jauh yang dapat mencapai target hingga 150 mil (240 kilometer). ) jauh.
Baykar mengatakan Akıncı dapat menyerang target baik di udara maupun di darat. Hal ini juga dapat beroperasi bersama jet tempur dan terbang lebih tinggi dan tinggal di udara lebih lama dari drone Turki yang ada.
Akhir bulan lalu, Akinci melakukan tembakan langsung pertama ke target laut dalam tes yang berhasil menembak sasaran, menggunakan kit panduan TEBER MK-82. Dikatakan telah mencapai target setelah Bayraktar TB2 melakukan penunjukan laser pada target. Akıncı dilaporkan menjatuhkan bom MK-82 dari ketinggian 20.000 kaki ke target mengambang.
Baykar juga telah menyelesaikan kesepakatan ekspor untuk Akınc dengan dua negara. Menurut perusahaan, pengiriman ditargetkan dilakukan secara berkala mulai tahun 2023.
Diketahui, sang kakak drone tempur Bayraktar TB2 mendapatkan ketenaran di seluruh dunia setelah ditempatkan dalam konflik di Suriah, Libya dan Karabakh, yang sebelumnya disebut sebagai Nagorno-Karabakh. Drone telah dijual ke hampir 20 negara sejauh ini, dengan banyak negara lain menyatakan minatnya untuk membeli drone tersebut. [voi]