DEMOKRASI.CO.ID - Meski telah berlangsung hampir selama tiga bulan, dunia masih terus memusatkan perhatian mereka terhadap konflik antara Ukraina dan Rusia.
Negara-negara barat juga terus-terusan mengirimkan bantuan tak henti-henti kepada Ukraina.
Melihat hal ini, Kepala dari Organisasi Kesehatan Dunia alias World Health Organisation (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengungkit konflik di daerah lain.
Dikutip dari bbc.com, Tedros merasa miris karena hanya konflik di Ukraina mendapat begitu banyak perhatian sedangkan di daerah lain begitu kecil.
Tedros kemudian mengungkit soal konflik yang terjadi di provinsi Tigray di Ethiopia, Yemen, Suriah, hingga Afghanistan.
"Saya tidak tahu apakah dunia benar-benar memberikan perhatian yang sama terhadap hidup ras kulit hitam dan ras kulit putih," ungkap Tedros.
Tedros sendiri meyakini dunia tidak memerlakukan semua ras secara sama.
"Saya harus terus terang dan jujur bahwa dunia tidak memperlakukan umat manusia dengan cara yang sama."
"Beberapa lebih daripada yang lain."
"Dan ketika saya mengatakan ini, ini menyakitkan bagi saya. Karena saya melihatnya. Sulit untuk menerimanya tapi ini terjadi," ujar Tedros.
Tedros sendiri berasal dari Tigray.
Ia mengatakan, berdasarkan data dari Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), kampung halamannya saat ini membutuhkan 100 truk berisi bantuan kemanusiaan per hari.
Konflik di Tigray sendiri terjadi antara TPLF (kelompok yang mendominasi politik di Ethipoia) dengan kelompok pemerintah.
Ribuan orang mati dalam konflik ini, termasuk warga sipil.
Sementara itu PBB telah menetapkan Yemen sebagai krisis kemanusiaan terparah di dunia.
Lalu di Afghanistan, PBB menyatakan 24 juta warga di sana butuh bantuan kemanusiaan untuk bertahan hidup.
Selanjutnya perang sipil di Suriah telah berlangsung selama 11 tahun. [wow]