DEMOKRASI.CO.ID - Cuitan Pendeta Gilbert yang mengkritik pemerintah di Twitter mendapat soal pawang hujan di Sirkuit Mandalika mendapat balasan dari Staf Khusus Menteri Keuangan, Yustinus Prastowo.
Stafsus Menkeu membalas ocehan Pendeta Gilbert dengan sindiran untuk membayar pajak. Tak lupa Yustinus juga menandai Ditjen Pajak Republik Indonesia.
"Pak @PastorGilbertL, mari ikut Program Pengungkapan Sukarela untuk menunjukkan cinta tanah air. Penghasilan hamba Tuhan dari ceramah dan pelayanan keagamaan, apalagi yang nominalnya aduhai, terutang pajak. begitu kan @DitjenPajakRI?," tulis Yustinus Prastowo di akun Twitter pribadinya dikutip Hops.ID pada Senin, 4 April 2022.
Rupanya balasan dari anak buah Sri Mulyani itu membuat Pendeta Gilbert Lumoindong merasa bersalah, ia pun langsung meminta maaf kepada Yustinus Prastowo serta mendoakannya.
"Mas @Prastow anda Staf Khusus Menteri Keuangan ya? Maaf ya Mas, kesan saya bicara Mas, seperti kurang fokus dan melebar kesana kemari ya, doa saya menyertai mas @Prastow," tulis Pendeta Gilbert Lumoindong.
Hal itu lantas di respon positif Yustinus Prastowo. Menurut dia, jika pendeta tersebut tidak melawan pemerintah maka artinya bukanlah musuh.
"Bapak Pendeta @PastorGilbertL terimakasih telah mendoakan saya, saya pun berdoa untuk kebaikan Bapak dan keluarga. Semoga pelayanan Anda diberkati dan berlimpah hikmat. (Barangsiapa tidak melawan kita, ia ada di pihak kita. Mrk 9:40) Shalom alaichem," katanya.
Namun balasan dari Stafsus Menkeu itu justru menimbulkan opini yang buruk di mata warganet. Banyak yang menilai cara yang digunakan kurang tepat.
"Mas @prastow kekuasaan itu fana. Tapi jejak digital yang kayak gini akan terus bikin situ jadi orang hina. Mengintimidasi orang dengan pajak hanya karena bertentangan pendapat ama rezim," tulis seorang warganet.
Namun komentar buruk itu ditanggapi biasa saja oleh Yustinus Prastowo. Ia justru menjelaskan bahwa tugasnya adalah untuk mengedukasi terkait pajak dan sifatnya ajakan.
Yustinus juga kembali mengatakan bahwa ada jalan pengampunan bagi seseorang yang mau mengakui kesalahannya sendiri.
"Ouum @awemany penilaian kepada saya tentu hak anda. Mengenai pajak memang ada mandat edukasi dan persuasi. Ada juga jalan pengampunan. Saya tak mempersoalkan pilihan teologis seseorang. Saya hanya ingin mengajak saya dan beliau berkaca di hadapan UU dan Allah," ujarnya.
Sebagai informasi, sebelumnya Pendeta Gilbert sempat melontarkan kritik pada pemerintah karena menggunakan jasa pawang hujan dalam ajang kejuaraan MotoGP di Sirkuit Mandalika, beberapa waktu lalu.
"Saya adalah hamba Tuhan, maaf saya tidak bisa kompromi, saya sangat bertoleransi dengan agama-agama resmi yang diakui di Indonesia, tapi maaf dukun peramal serta paranormal bertentangan dengan iman dan Pancasila," ujar pendeta Gilbert. *** [hops]