DEMOKRASI.CO.ID - Politikus PKS Hidayat Nur Wahid (HNW) menyesalkan peretasan ponsel sejumlah anggota Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) jelang demo Senin (11/4) besok. Menurut dia, hal itu telah mencederai HAM, mengingat unjuk rasa adalah bagian dari hak warga negara demokrasi.
"Itu tidak demokratis dan cederai HAM. Sebaiknya pemerintah segera menertibkan mereka yang melakukan peretasan yang tidak sesuai hukum. Demonstrasi itu boleh. Bahkan Pak Jokowi katakan rindu didemo," kata HNW saat dihubungi, Minggu (8/6).
HNW menyoroti, Menkopolhukam, Panglima TNI, hingga Mendagri telah menyatakan tidak mempermasalahkan demo, tidak akan melakukan represi, bahkan tidak akan membubarkan demo BEM SI.
Ia berharap pernyataan tiga tokoh tersebut bisa diterjemahkan di lapangan, dengan tak membiarkan pelaku peretasan terhadap medsos, ponsel, hingga privasi mahasiswa BEM SI.
"BEM SI buktikan demonya damai, materinya tidak melanggar UU atau konstitusi. Mereka kan tidak minta penggulingan presiden atau anarkis. Jadi agar orang tidak curiga pada pemerintah, sebaiknya melalui Menkopolhukam, Mendagri, yang lain, tegaskan mereka yang meretas itu tidak dibenarkan. Dan polisi kejar mereka," papar HNW.
Sementara itu, HNW berpesan pada BEM SI untuk terus waspada terhadap penunggangan isu di luar BEM SI. Ia mengimbau BEM SI tak lelah mengklarifikasi, sehingga aparat juga bisa membedakan dan tidak menggeneralisasi BEM SI dengan oknum penunggang demo.
Langkah ini, kata HNW, akan mencegah aparat melakukan tindakan represif ke mahasiswa BEM SI yang berdemo besok.
"Penunggang juga koreksi diri, kalau demo, demo sendiri. Jangan agenda ditumpangkan ke BEM SI yang tuntutannya terukur, sesuai konstitusi," ujarnya.
"Saya dengar BEM SI juga klarifikasi kan, ada yang bilang besok tidak jadi demo besar karena puasa dan lain-lain. Tapi langsung dibantah pihak BEM SI sendiri, itu nomor diambil alih pihak lain. Jadi BEM SI jangan lelah klarifikasi supaya tidak membingungkan, ditunggangi, diadu domba," tutup dia. [kumparan]