DEMOKRASI.CO.ID - Akun media sosial (medsos) mantan Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Sebelas Maret (UNS), Zakky Musthofa, diteror orang tak dikenal menjelang hari H unjuk rasa BEM Seluruh Indonesia (BEM SI) di depan Istana Negara, Jakarta.
Serangan berupa tuduhan sebagai 'provokator' itu dilayangkan kepada Zakky, melalui akun Instagram, Twitter dan Facebook miliknya.
“Serangan dengan postingan tuduhan, serangan kolom komentar hingga ke personal chat,” ungkapnya, Minggu (10/04/2022).
Beberapa tuduhan itu bahkan menggunakan kalimat yang tak pantas.
“Padahal di BEM (UNS) saja saya sudah purna sejak bulan lalu.”
Menurut Zakky, tuduhan-tuduhan itu berlangsung sejak beberapa hari terakhir.
”Saya nggak paham motivasi mereka apa, menganggap (saya) sebagai provokator,” katanya.
Ia hanya memperkirakan, tuduhan-tuduhan tersebut adalah reaksi dari beberapa pihak yang merasa tertekan.
“Mungkin ada yang tertekan, ada yang terdesak dengan kondisi yang kayak gini. Ya biasanya mereka menghadirkan tekanan kepada pihak yang dirasa membuat suatu arahan,” urai dia.
Zakky mengatakan, seandainya tuduhan itu terkait dengan rencana demo mahasiswa 11 April maka hal tersebut telah mencederai kebebasan berpendapat.
Pasalnya, unjuk rasa itu merupakan ekspresi kebebasan berpendapat di negara demokrasi.
“Mungkin ini yang agak mencederai nilai kebebasan berpendapat secara moral dan kultural.”
Meski demikian, teror tersebut tak melunturkan semangatnya untuk mengikuti aksi di Jakarta.
“Insya Allah di Jakarta,” tandasnya.
Zakky juga mengaku, serangan serupa sudah diperolehnya sejak tahun lalu.
“Tahun lalu saat aksi KPK pertama, ketika masuk di salah satu stasiun televisi, hampir semua dapat peretasan,” kata dia.
"Dianggap provokator, dianggap mahasiswa bayaran, ya seperti itu tuduhannya,” lanjut Zakky.
Sebelumnya BEM UNS berencana bergabung dengan BEM SI dalam unjuk rasa di depan Istana Negara, Jakarta pada Senin (11/04/2022). [kumparan]