DEMOKRASI.CO.ID - Sejak kemarin malam, Minggu (3/4/2022), media sosial Twitter riuh soal foto ratusan muslim di Amerika Serikat, salat Tarawih berjemaah di Times Square, New York.
Setelah ditelusuri, aksi itu dilakukan pada akhir pekan lalu, Sabtu (2/4). Salah satu penyelenggara salat tarawih itu, SQ, berujar kepada CBS, kalau acaranya adalah bentuk perayaan hari puasa pertama.
"Bagi Muslim, ini bukan hanya soal puasa agar memahami bagaimana perasaan orang yang kekurangan makanan. Kami juga melakukan ini agar kami dapat lebih dekat dengan pencipta kami, Allah kami," kata SQ.
"Kami di sini untuk menjelaskan agama kami kepada semua yang tak tahu Islam yang sebenarnya. Islam adalah agama yang damai," ucapnya.
"Kami semua bersatu. Orang-orang harus berhenti mencoba memecah umat Kristen dan Muslim dan Yahudi dan semua orang lainnya. Itu semua harus berhenti."
Jemaah tarawih yang lain juga berkomentar, kalau aksinya adalah simbol pesan damai. "Banyak kesalahpahaman mengenai Islam. Ada orang-orang gila di dalam semua kebudayaan, semua agama, dan kelompok-kelompok kecil itu tak merepresentasikan mayoritasnya," ucap salah satu peserta.
Untuk diketahui, sejak kemarin pula, sindiran netizen untuk aksi tersebut banyak berseliweran di dunia maya. Menurut seorang netizen, salat berjemaah di area itu merepotkan orang lain. Selain itu, dia juga bertanya, mengapa salat tak di masjid saja.
Merespons banyak narasi menyindir dengan tema yang sama, imam di Islamic Center of New York, yakni Imam Syamsi Ali, mengaku kalau salat di Times Square adalah hal yang biasa.
"Teman2, kegiatan sholat tarawih semalam di Time Square itu hal biasa dlakukan di NY. Itu bagian dari religious freedom. Bkn karena kurang masjid. Ada 300-an masjid di kota NY. Tapi itu murni mengekspresikan eksistensi, sekaligus izzah (tdk malu/takut) sebagai Muslim di kota ini," tandas Shamsi lewat akun Twitter-nya. [era]