DEMOKRASI.CO.ID - Seorang pastor asal Amerika Serikat menceritakan kisah hidupnya saat memutuskan untuk memeluk agama islam ( mualaf ).
Dia adalah Samuel Shropshire, seorang pria paruh baya yang bekerja di Arab Saudi sebagai pemeriksa hasil terjemahan Alquran dalam bahasa Inggris. Ia memastikan agar hasil terjemahan tersebut dapat dipahami dengan benar atau tidak.
Dari hal tersebut pula lah Samuel Shropshire akhirnya membaca satu per satu ayat yang sudah diterjemahkan. Ia banyak memahami isi dari Alquran yang sebelumnya tak ia ketahui sama sekali, termasuk soal Yesus atau Nabi Isa yang adalah seorang Nabi besar, bukan Tuhan.
Lantas, bagaimana Pastor Samuel Shropshire memutuskan menjadi mualaf? Simak ulasan berikut.
Tidak tahu apa pun tentang agama Islam
Sebelumnya, ia sama sekali tidak mengetahui tentang agama Islam. Apalagi isi dari Alquran.
"Hai nama saya Samuel Shropshire, saya warga Amerika Serikat yang tinggal di Arab Saudi. Saya datang ke sini saat itu tidak tau apapun tentang Islam dan Nabi Muhammad SAW," ujar Samuel dikutip Hops.ID dari kanal YouTube AlKautsar Video Channel pada Minggu,10 April 2022.
Sebelumnya Samuel Shropshire banyak mendengar hal negatif tentang Islam. Kebanyakan berita menunjukan sisi gelap dari agama Islam.
"Saya mendengar tentang muslim sangat negatif. Di Amerika channel berita yang bisa menaikkan ratingnya dengan berita tentang teroris, pengemboman, pembunuhan pertumpahan darah oleh umat muslim," ujarnya.
Sadar bahwa Yesus atau Nabi Isa adalah bukan Tuhan
Samuel Shropshire mendapat pekerjaan yang mengharuskannya membaca terjemahan dari Alquran. Hal ini membuatnya lambat laun paham arti dari ayat per ayat yang dia baca.
"Pekerjaan saya juga mengharuskan saya untuk membaca AlQuran berulang-ulang. Bisa anda bayangkan, saya tidak tau tentang Islam sama sekali," paparnya.
Ia terkejut saat mendapati ayat Alquran yang ia baca menjelaskan jika Yesus adalah seorang nabi besar.
"Saya terkejut mendapati bahwa Yesus seringkali disebut dalam Alquran," ujar Samuel.
"Yesus digambarkan sebagai Nabi besar (bukan Tuhan)," ujarnya.
Ia pun mendapati beberapa bagian ayat yang sama seperti yang dibacanya dalam kitab. Bahkan Alquran dirasa lebih lengkap.
"Bahkan cerita tentang perawan yang melahirkan juga tercantum di sana," ujarnya.
"Banyak mukjizat Yesus yang saya temukan dalam Alquran, ada bebrapa mukjizar Yesus diceritakan dalam Alquran dan tak ada di bibel (kumpulan kitab)," papar Samuel.
Ia pun mendapatkan perasaan tenang saat melihat orang-orang beribadah di dalam masjid.
Kemudian ia memilih untuk mempelajari dulu tentang agama Islam sebelum akhirnya memantapkan diri menjadi mualaf.
"Saya melihat sebuah masjid di seberang jalan raya. Saya melihat pria, wanita datang dan pergi ke masjid. Anak-anak bermain bola di halaman masjid. Saya melihatnya ini seperti Gereja di Amerika Serikat," pungkasnya.
"Ada seorang Muadzin bernama Syafiq Zubair yang memperbolehkan saya masuk Masjid dan dia juga memeluk saya. Dan saya pun mengamati umat muslim yang berdiri, membungkuk, meletakkan kening di lantai dipimpin seorang Imam," lanjutnya.
Karena diperbolehkan melihat umat Islam melakukan ibadah salat, Samuel pun mengamatinya selama tiga hari.
Samuel merasakan selama observasinya tersebut, dia merasakan kehadiran Tuhan di dalam hatinya.
Tidak perlu banyak pikir, Samuel pun langsung memutuskan menjadi mualaf dengan mengucapkan dua kalimat syahadat di Islamic Education Foundation.
Setelah menjadi Islam, Samuel meminta kepada Syafiq Zubair untuk mengajarkannya surat Al Fatihah selama tiga hari.
Walaupun Samuel sendiri sudah mengetahui surat Al Fatihah, tetapi dia tidak mengerti maksud dari surat tersebut.
Samuel juga membandingnya surat Al Fatihah dengan apa yang ia pahami di Kristen bahwa tidak ada inkosisten terhadap keduanya.
Terakhir, dia juga tersentuh dengan umat muslim di Arab Saudi yang terbuka dan ramah kepadanya.*** [hops]