DEMOKRASI.CO.ID - PDIP memberikan pesan khusus kepada Jokowi di akhir masa jabatannya sebagai presiden.
Partai dengan lambang banteng dengan moncong putih tersebut mengingatkan kepada Jokowi dan para Menteri untuk tidak asal-asalan dalam bekerja.
Sehingga, hasil kerja yang diharapkan bisa tercapai di akhir masa jabatan Jokowi memimpin negeri ini.
Diketahui pesan tersebut disampaikan oleh Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappeda) DPP PDI Bambang Wuryanto.
Hal tersebut disampaikan Bambang sebagai tanggapan atas amarah Presiden Jokowi pada anak buahnya yang sibuk mewacanakan penundaan Pemilu.
“Makanya kalau milih menteri ke depan, memilih pemimpin itu, cek lah track recordnya,” ujar Bambang Pacul, Kamis 7 April 2022, dilansir dari Pikiran-Rakyat.
“Karena dari jejak rekamnya itu akan muncul. Tiga hal dia pasti akan keluar karakternya ini, kayak apa SMP, kayak apa SMA, kayak apa perguruan tingginya, kayak apa terus bekerja, dilacak terus,” sambungnya.
Selanjutnya Bambang Pacul lalu mengambil contoh cara Presiden ke-2 RI Soeharto dalam memilih menteri.
Di mana ada tracing atau pelacakan selama dua tahun untuk mengetahui karakter menteri yang akan diangkat.
Soeharto bahkan harus menikahkan Akbar Tanjung dengan Krisnina Maharani terlebih dahulu sebelum mengangkat mantan ketum Golkar itu menjadi menteri.
Tujuannya, agar Akbar Tanjung memiliki karakter lembut ketika menjabat menteri.
“Izin contoh Pak Akbar Tanjung untuk menjadi menteri dinikahi dulu dengan Mbak Nina agar ada karakter yang lebih soft. Sampai begitu lho,” katanya.
Legislator dari Fraksi PDI Perjuangan ini menambahkan agar Jokowi memilih menteri yang kompeten dan memiliki rekam jejak yang bagus.
“Jadi track recordnya, muncul karakter integritas, muncul kompetensi. Jangan langsung prat pret. Ini juga butuh ketelitian,” ungkapnya. [terkini]