DEMOKRASI.CO.ID - Bangun Wahyudi, seorang tukang cendol asal Purbalingga mengaku mendapat Rp 200.000 untuk mendukung Presiden Joko Widodo menjabat 3 periode.
Diceritakan Bangun, saat itu tepat pada siang hari, ada mobil jenis berkelir hitam berhenti tepat di tempatnya sering mangkal menjual es dawet, yaitu di bawah jalan layang entrance dan exit pintu tol Waru, Sidoarjo-Surabaya.
Dua orang pria turun dari mobil dan memesan es dawet. Setelah minum, mereka menawari Bangun menjadi model konten video. Mereka, kata Bangun, mengaku sebagai YouTuber.
Tidak keberatan, Bangun sepakat. Ia lalu akting meracik es dawet sembari berbicara. Hebatnya, Bangun bisa berbicara di depan kamera dengan lancar. Setelah itu, Bangun diberi uang Rp 200.000.
Berita tersebut kemudian viral. Banyak pihak yang menganggap hal itu sudah biasa sebagai bungkusan pencitraan. Namun sebagian lagi mempertanyakan, seorang tukang cendol saja bisa diberi uang Rp 200.000, bagaimana dengan mereka yang mendukung Jokowi tiga periode secara terang-terangan.
Salah satunya adalah akun Twitter @Markonah_003. Ia mempertanyakan berapa bayaran pengamat politik M Qodari yang diketahui merupakan pihak yang getol agar Jokowi tiga periode.
“Kang cendol kampanye 3 periode dibayar 200 rebu? Bayangkan berapa bayaran kodari,” ujarmya dikutip pada Selasa 8 Maret 2022.
Qodari sendiri memang dikenal sebagai pengamat politik yang sangat mendorong agar Jokowi tiga periode.
Ia menggagas gerakan Jokowi-Prabowo (Jokpro) 2024 dengan berdasar pada survei tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Jokowi yang meroket pada periode keduanya ini.
Karena itu, ia mendorong perpanjangan masa jabatan Jokowi dengan mekanisme amandemen UUD 1945.
Dengan amandemen ini, katanya, Jokowi bisa kembali mengikuti Pilpres 2024 dan menjalankan pemerintahan pada periode ketiga. Melalui Pilpres, Jokowi bisa kembali berjuang melawan tokoh-tokoh lainnya, seperti Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) hingga Anies Baswedan. [terkini]