DEMOKRASI.CO.ID - Pihak keluarga menyesalkan aksi yang dilakukan tim Densus 88 yang menewaskan dr Sunardi, warga Gayam, Sukoharjo, pada Rabu malam (9/3). Bahkan keluarga membantah keterlibatan terduga dengan jaringan terorisme di Indonesia.
"Kami kaget mendengar informasi ini, tapi kami bersama dua putra korban mendatangi Polres, menanyakan keberadaan ayah kami, dan kami mendapatkan jawaban beliau ditangkap Densus 88 dan sudah meninggal," ujar salah satu kerabat dekat dr Sunardi, Supriyanto, kepada awak media Kamis (10/3).
Setelah mendapat informasi, ia bersama putra almarhum menuju Semarang untuk menjemput jenasah Sunardi.
Dikatakan Supriyanto, Sunardi merupakan relawan dan dokter yang sangat sosial. Sebelum kejadian, dokter diketahui usai berpraktek di klinik Ponpes Ulul AlBab Polokarto.
Selain itu, menurut informasi yang dihimpun, terduga merupakan pendiri Hilal Ahmar (HASI) sebuah klinik pengobatan gratis di Semanggi Solo.
Kamis sore sekira pukul 17.30 WIB, jenasah terduga tiba di rumah duka Jl. Dr Moewardi no 92 Sukoharjo, Jawa Tengah. Setelah dishalatkan langsung dikebumikan di Pemakaman Muslim Polokarto.
Wewakili keluarga, Endro Sudarsono menyampaikan duka yang dialami keluarga dr Sunardi.
"Keluarga berduka dan sangat menyayangkan peristiwa ini, keluarga tidak percaya almarhum terlibat aksi teroris. Almarhum seorang dokter yang sangat sosial, praktik di beberapa klinik," ungkap Endro.
Pihaknya selaku pendamping keluarga menerima informasi bahwa almarhum mengalami luka tembak dua kali. Namun posisi tembaknya di bagian mana, belum diketahui.
"Korban meninggal dengan luka tembak dua kali. Kita belum mendapat konfirmasi resmi penyebab kematian. Saat itu mobil yang dikendarai oleng lalu menabrak. Apakah oleng karena luka tembakan atau mempertahankan diri kita belum tahu," imbuh Endro.
Mengenai upaya hukum, Endro menyebut belum ada keputusan dari keluarga. Meski sudah ada beberapa pengacara yang menyatakan siap mendampingi.
"Tidak etis saat ini kita bicara hukum, keluarga akan mempertimbangkannya. Saat ini fokus pemakaman dulu," tandas Endro. [rmol]