DEMOKRASI.CO.ID - Ekonom senior, Rizal Ramli menyindir kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang dianggap offside dalam hal penting urusan negara.
Hal itu menyusul polemik wacana perpanjangan jabatan presiden dan perubahan undang-undang (UU) tentang durasi jabatan presiden.
"Ini ada yg ndak sabar. Netizen,, perlu sabar ndak?" cuit Rizal Ramli di akun Twitternya, dilihat ERA, Jumat (4/3/2022).
"Sepertinye “peringatan” bukan waktunye lagi deh, lantaran die udah kebanyakan “offside” dlm hal2 penting urusan negara," sambung dia.
Untuk itu, ia menyebut saatnya mantan Gubernur DKI Jakarta itu diberi kartu merah terkait kinerjanya selama dua periode menjabat presiden.
"SEKARANG WAKTUNYE UTK JOKOWI DIKASIH “KARTU MERAH” !! Pendapat ane sbg rakyat yg pendukung Persija," kata Rizal.
Mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman itu juga mengaku mengenal baik sosok Jokowi. Namun, isu kekuasaan diperpanjang tetap ilegal.
"RR mengenal baik Jokowi: kekuasaan diperpanjang itu adalah kekuasaan yang illegitimate, ilegal, tapi saking rakusnya, greedy, tetap mau. Mohon maaf Mas Jokowi, anda tidak kuat-kuat amat spt Pak Harto, Gus Dur, Mbak Mega, jadi sing eling,sing eling," kata dia.
Untuk diketahui, wacana penundaan Pemilu 2024, perpanjangan masa jabatan Presiden RI tiga periode yang digulirkan oleh segelintir elite politik seperti Ketua Umum PKB, Ketua Umum PAN, Ketua Umum Golkar, menuai polemik.
Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh searah dengan gagasan dan sikap politik PDIP yang menolak penundaan pemilu 2024 dan perpanjangan masa jabatan Presiden RI tiga periode. Sejak awal Presiden RI Jokowi telah memberi isyarat bahwa tidak ingin menjabat Presiden RI tiga periode.
Pernyataan Presiden Jokowi yang terbaru yang mengatakan bahwa isu perpanjangan masa jabatan Presiden bertumpu pada tiga hal yakni "ingin menampar muka Presiden Jokowi, ingin mencari muka kepada Presiden Jokowi, dan ingin menjerumuskan Presiden Jokowi". [era]