DEMOKRASI.CO.ID - Pemimpin Rusia Vladimir Putin sempat mengatakan bahwa mereka pasukan manusia super yang segera akan dilihat dunia. Ia menyebutnya senjata super yang lebih berbahaya dari nuklir.
Putin mengungkapkan hal itu saat berbicara di festival pemuda di Sochi pada Oktober 2017 lalu. Ia ingin dunia segera menyaksikan tentara manusia super yang tidak bisa merasakan sakit atau takut, seperti yang dikutip dailystar.co.uk.
Dalam pidatonya saat itu, Putin juga mengatakan bila para prajurit super ini tidak hanya memiliki kemampuan yang luar biasa.
“Dia bisa menjadi ahli matematika jenius, musisi brilian atau tentara, pria yang bisa bertarung tanpa rasa takut, kasih sayang, penyesalan atau rasa sakit."
“Seperti yang Anda pahami, umat manusia dapat memasuki, dan kemungkinan besar akan dalam waktu dekat, periode yang sangat sulit dan sangat bertanggung jawab atas keberadaannya. Apa yang baru saja saya jelaskan mungkin lebih buruk daripada bom nuklir.”
Komentarnya di tahun 2017 lalu tersebut, mungkin merupakan sinyal niat awalnya untuk melakukan tindakan ekstrem di medan perang. Ia juga mengatakan bahwa penciptaan manusia super seperti itu bisa saja dilakukan.
“Seorang pria memiliki kesempatan untuk masuk ke dalam kode genetik yang diciptakan oleh alam, atau seperti yang dikatakan orang-orang beragama, oleh Tuhan."
“Semua jenis konsekuensi praktis dapat mengikuti. Orang mungkin membayangkan bahwa seorang pria dapat menciptakan seorang pria tidak hanya secara teoritis tetapi juga secara praktis."
Komentar buruk sebelumnya yang dibuat oleh Vladimir Putin tentang senjata "lebih buruk daripada bom nuklir" telah menambah ketakutan di sekitar Rusia yang tampaknya akan membawa invasi ke Ukraina ke tingkat berikutnya yang berbahaya.
Komentar itu muncul kembali saat kekhawatiran tumbuh bahwa Putin juga memiliki gas sarin, salah satu senjata kimia paling beracun dan bekerja cepat yang pernah dibuat.
Thomas-Greenfield sebelumnya telah memperingatkan bahwa Vladimir Putin akan siap menggunakan persediaan senjata biologi dan kimia Rusia jika dia merasa pasukannya tidak cukup. [indozone]