DEMOKRASI.CO.ID - Amanademen UUD 1945 yang disuarakan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) untuk melanggengkan presiden tiga periode menunjukkan watak asli partai pimpinan Giring Ganesha tersebut.
Menurut politisi Demokrat Rachland Nashidik, amandemen akan disikapi positif jika tujuannya untuk mengefisienkan kewenangan parlemen dan eksekutif dalam memproduksi demokrasi dan meminimalisir politik uang.
Namun sayang, amandemen UUD 1945 yang disampaikan PSI justru dimaksudkan untuk menambah jabatan presiden menjadi tiga periode.
"Sebenarnya, di titik itulah letak kekecewaan terbesar publik, bila ada, pada PSI," kata Rachland Nashidik dalam keterangan tertulisnya, Jumat (11/3).
PSI yang diisi anak-anak muda, kata Rachland, seharusnya menjadi bagian aktif dari politik progresif.
"(Namun) Mereka malah memilih berada pada sisi yang salah dari sejarah, karena ikut serta dalam gerakan haram untuk mengembalikan Indonesia pada otoritarianisme," tegasnya.
Ia lantas mengutip pernyataan istri mantan Presiden AS Barack Obama, Michelle Obama yang menyebut bahwa jabatan presiden tidak mengubah sosok seseorang, justru malah memperlihatkan siapa sebenarnya orang tersebut.
"Pemihakan PSI pada gerakan politik haram menunjukkan watak mereka yang sebenarnya, yaitu partai oportunis yang suka mengekor pada apa pun asal memberi mereka sedikit bagian," tutupnya. [rmol]