DEMOKRASI.CO.ID - Pasangan Puan Maharani dengan Anies Baswedan dianggap sangat sulit didukung, tetapi Anies Baswedan berpasangan dengan Puan Maharani masih bisa ditimbang-timbang.
Begitu yang disampaikan oleh pengamat hukum dan politik Mujahid 212, Damai Hari Lubis menanggapi pernyataan Puan yang membuka peluang berpasangan dengan Anies di Pilpres 2024 mendatang.
"Waduh, Puan-Anies? Kalau di balik Anies-Puan masih bisa masuk akal, artinya masih bisa ditimbang-timbang," ujar Damai kepada Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (24/3).
Namun demikian kata Damai, putusan untuk mendukung calon presiden dan calon wakil presiden yang akan maju di Pilpres 2024 nanti tetap berada di tangan Habib Rizieq Shihab (HRS).
"Namun putusannya tetap di tangan HRS sebagai imam kami, tidak ada yang lain, walau tentunya beliau juga akan minta masukan dengan segala pertimbangan para ulama lain pengikut atau ulama yang setia pada barisannya," kata Damai.
Akan tetapi jika dikaitkan dengan prinsip kata Damai, pihaknya tidak menginginkan lagi PDI Perjuangan berkuasa. Hal itu atas dasar kacamata atau barometer yang terjadi di pemerintahan saat ini.
Argumentasi Damai tidak ingin PDI Perjuangan berkuasa lagi adalah fakta yang berjalan, bidang penegakan hukum amburadul. Atas hal itu, Damai mengaku mustahil usulan Puan Anies dijadikan pertimbangan keputusan politik pihaknya.
"Karena salah satunya yang melakukan pendzoliman kepada para ulama, khususnya kepada HRS dan para aktivis muslim dan nasionalis adalah merupakan bagian dari sistem politik yang dikendalikan oleh PDIP," jelas Damai.
Hal tersebut kata Damai, diperkuat dengan pernyataan Megawati Soekarnoputri selaku Ketua Umum PDIP yang menyatakan bahwa Presiden Joko Widodo adalah petugas partai.
"Dan terkait penegakan hukum 'amburadul' ini, kami yakini apa yang kami rasakan, juga dirasakan oleh sebagian besar rakyat bangsa ini tentunya," terang Damai. [rmol]