DEMOKRASI.CO.ID - Munculnya wacana penundaan pemilu 2024 didalangi oleh aktor intelektual dengan melakukan orkestrasi politik secara terstruktur, sistematis, dan masif (TSM).
Begitu yang disampaikan penggagas lembaga survei KedaiKOPI Hendri Satrio dalam acara diskusi virtual KedaiKOPI, bertemakan “Kata Pakar Bila Pemilu Ditunda” Minggu (6/3).
Hendri menegaskan dari awal dimunculkan pertama oleh pengamat politik M.Qodari lewat isu presiden tiga periode, kemudian menteri investasi Bahlil Lahadalia, lalu tiga ketua umum partai politik. Semuanya, kata Hendri, datang dari pihak koalisi pemerintah.
“Itu orkestrasi nya terlihat jelas, dan itu ada di lingkaran penguasa. Nggak ada oposisi tiba-tiba mengusulkan (masa jabatan presiden) ini diperpanjang,” kata Hendri Sattio.
Dia menambahkan aktor intelektual di balik wacana tersebut dinilainya sangat jahat, karena mereka bukan hanya mengudeta KPU sebagai penyelenggara pemilu yang sah dan telah menentukan jadwal pemilu pada 14 Februari 2024 mendatang, melainkan juga mengakibatkan dampak besar bagi negara.
“Saya menilai ini sebuah gerakan yang menganggap remeh, insulting public intelegensy kepandaian atau kepintaran rakyat Indonesia,” pungkas Hendri. [rmol]