DEMOKRASI.CO.ID - Pegiat media sosial, Nicho Silalahi menyinggung Ketua DPR RI, Puan Maharani terkait pernyataan Puan yang menyebut jika ada orang dekat Presiden Joko Widodo yang punya ambisi untuk menunda pemilu.
Nicho mengatakan jika harusnya Puan menyebut jika Presiden Jokowi lah yang memiliki ambisi untuk menunda pemilu 2024.
Narasi singgungan Nicho Silalahi disampaikan melalui sebuah cuitan di media sosial Twitter yang diposting melalui akun pribadi Nicho, sebagaimana dilihat pada, Jumat 25 Maret 2022.
“Tante @puanmaharani_ri kok ragu nyebut langsung bahwa @jokowi yang ‘Punya Ambisi Tunda Pemilu’?”, tulis Nicho.
Selain itu, Nicho mengatakan jika bukan Jokowi yang punya ambisi, maka seharusnya Menko Marves, Luhut Binsar Panjaitan dipecat karena menggaungkan tunda pemilu dengan berdasarkan pada klaim big data 110 juta pengguna media sosial menyetujui perpanjangan masa jabatan presiden.
“Jika @jokowi Tidak Punya Ambisi Tunda Pemilu maka sudah seharusnya si Luhut Dipecatnya”, cuitnya lagi.
Nicho juga mengatakan jika tidak ada visi dan misi Menteri, yang ada hanyalah visi misi Presiden.
“Bukankah tidak ada visi dan misi Menteri tapi yang ada hanya visi dan misi presiden?”, tambahnya.
Sebagai informasi, Puan Maharani sebelumnya menyebut jika ada orang-rang terdekat Jokowi yang berusaha mendekati Presiden terkait isu tunda pemilu 2024.
Puan mengatakan jika upaya itu dilakukan dengan memberikan data dan masukan yang mengarahkan dukungan Jokowi terkait isu tunda pemilu.
“Bisa saja orang-orang sekeliling Jokowi karena ya mungkin dengan menunjukkan data, kemudian mengatakan Indonesia masih membutuhkan Pak Jokowi,atau kemudian mengatakan Indonesia masih membutuhkan pemimpin yang sekarang dalam kondisi masih sulit”, kata Puan Maharani, dikutip dari laman CNN Indonesia.
Puan mengakui jika dorongan yang mempengaruhi untuk penundaan pemilu tak hanya dilakukan oleh orang-orang sekeliling Jokowi. Berbagai pendapat untuk mendukung wacana tunda pemilu pun dilontarkan dari pihak-pihak yang berupaya dekat dengan lingkaran istana.
“Namanya lingkunagan presiden pasti maunya dekat dengan presiden dan semuanya mau memberikan masukan atau kemudian memberikan data atau hal-hal yang menurut bersangkutan itu akan mempengaruhi presiden soal penundaan pemilu”, tandasnya. [terkini]