DEMOKRASI.CO.ID - Langka dan mahalnya harga minyak goreng dianggap sebagai tindakan sabotase ekonomi yang memanfaatkan kebutuhan orang banyak di Indonesia.
Hal itu disampaikan oleh Direktur Pusat Riset Politik, Hukum dan Kebijakan Indonesia (PRPHKI), Saiful Anam yang melihat adanya sabotase ekonomi terhadap kebutuhan rakyat Indonesia.
"Saya kira tidak salah apabila ini bisa dikatakan sebagai sabotase ekonomi terhadap pemerintahan Jokowi," ujar Saiful kepada Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (24/3).
Saiful menyebut, bahwa sabotase ekonomi terhadap minyak goreng dan kebutuhan rumah tangga lainnya sebagai tindakan pelecehan oleh para mafia terhadap pemerintahan Joko Widodo.
"Sehingga Presiden harus tegas terhadap para mafia pangan ini. Kalau ada pihak-pihak yang memanfaatkan situasi saran saya sikat saja, jangan tinggal diam, kalau terlalu soft publik menilai ada permainan terkait adanya persoalan minyak goreng ini," kata Saiful.
Karena kata Saiful, rakyat yang menjadi korban atas tidak cepatnya pemerintah mengatasi masalah tersebut. Padahal, ketika menyangkut kepentingan publik secara langsung, pemerintah harus gerak cepat mengatasinya.
"Kalau seperti saat ini, publik menilai pemerintah seperti tersandera oleh adanya adanya mafia minyak goreng ini. Kalau tidak cepat maka jangan salahkan publik kalau menilai pemerintah lebih melindungi mafia minyak goreng daripada rakyat kecil," pungkas Saiful. [rmol]