DEMOKRASI.CO.ID - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia Luhut Binsar Panjaitan mengklaim bahwa ia memiliki big data terkait keinginan rakyat menunda Pemilu.
“Karena ini kita ini melihat big data. Saya melihat dari big data itu kira-kira meng-grab 110 juta, macam-macam facebook dan sebagainya. Karena orang kan main twitter kira-kira 10 juta lah,” katanya melalui channel YouTube Deddy Corbuzier, Jumat, (11/3/2022).
Hal itu kata dia, masyarakat kelas menengah ke bawah mengaku ingin hidup tenang. Ingin fokus pada pemulihan ekonomi yang selama ini hancur karena pandemi Covid-19 daripada disibukkan dengan politik.
“Tidak ingin lagi seperti kemarin. Kita kan sakit gigi dengar kampret-lah, cebong-lah, kadrun-lah. Itukan menimbulkan nggak bagus. Masa terus-terusan begitu. Sekarang katanya lagi gini-gini ngapain. Kita mau habisin Rp100 triliun lebih untuk milih ini, keadaan ini,” imbuhnya.
Menanggapi hal itu, Anggota DPR Ri dari Fraksi Gerindra Fadli Zon meminta Luhut untuk menunjukkan datanya ke publik.
“Sebaiknya diungkap ke publik datanya agar tak terkesan sedang menghalalkan segala cara untuk tujuan pelanggaran konstitusi,” ujar anak buah Prabowo Subianto itu, melalui akun twitternya, Sabtu,(12/3/2022).
Seperti diketahui, sejauh ini ada tiga partai yang telah mendukung pemilu ditunda, diantaranya Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Amanat Nasional (PAN) dan Golkar. (selfi/fajar)