DEMOKRASI.CO.ID - Pegiat media sosial, Denny Siregar kembali menegaskan penolakannya terhadap wacana perpanjangan masa jabatan Presiden Joko Widodo alias Jokowi.
Kali ini, ia meminta “para Brutus” yang ingin menjebak Presiden dengan iming-iming “rakyat menghendaki mempimpin lagi”, untuk pergi.
Sekedar catatan, Brutus adalah seorang senator Romawi yang dikenal oleh dunia modern sebagai pemimpin konspirasi pembunuhan penguasa Romawi, Julius Caesar.
Dilansir dari Merdeka, ia bersekutu dengan sejumlah senat Roma untuk membunuh pamannya sendiri, Julius Caesar.
Pembunuhan Julius Caesar ini membuat Brutus dikenal sebagai salah satu pengkhianat tersbesar dalam sejarah.
“Kita sayang Jokowi. Kita jaga beliau sampai akhir masa jabatan di 2024 sesuai konstitusi. Biar namanya tetap wangi,” kata Denny Siregar melalui akun Twitter pribadinya pada Kamis, 3 Maret 2022.
“Jadi, para brutus yang pengen jebak Presiden dengan iming-iming ‘rakyat menghendaki utk memimpin lagi’, silahkan pergi,” sambungnya.
Bersama pernyataannya, Denny Siregar membagikan berita soal survei mengenai pendapat pemilih Jokowi-Ma’ruf mengenai wacana perpanjangan masa jabatan presiden.
Dilansir dari Tribun, mayoritas pemilih Jokowi-Ma’ruf pada Pilpres 2019 menolak wacana perpanjangan masa jabatan presiden baik itu dengan alasan pandemi, pemulihan ekonomi, maupun pembangunan Ibu Kota Negara (IKN).
Hal tersebut berdasarkan temuan survei yang dilakukan Lembaga Survei Indonesia (LSI) pada 25 Februari 2022 sampai 1 Maret 2022.
Direktur Eksekutif LSI, Djayadi Hanan mengatakan meski pandemi masih berlangsung, 59% pemilih Jokowi menyatakan lebih baik Presiden mengakhiri masa jabatannya pada tahun 2024.
Selain itu, katanya, sebanyak 56% pemilih Jokowi menyatakan presiden tidak usah memperpanjang masa jabatannya meskipun dengan alasan pemulihan ekonomi.
Ia juga mengungkapkan bahwa meski dengan alasan untuk memastikan pembangunan IKN, 56,2% pemilih Jokowi pun menolak perpanjangan masa jabatan tersebut.
Hal tersebut disampaikannya dalam rilis temuan survei LSI secara daring bertajuk “Sikap Publik terhadap Penundaan Pemilu dan Masa Jabatan Presiden” pada Kamis, 3 Maret 2022.
“Pemilih Prabowo Sandi memang hampir semuanya menolak perpanjangan masa jabatan tersebut,” kata Djayadi.
Adapun Lembaga Survei Indonesia (LSI) menyelenggarakan jajak pendapat kepada publik secara nasional di 34 provinsi di Indonesia sejak 25 Februari 2022 hingga 1 Maret 2022.
Jajak pendapat menanyakan sikap publik terhadap penundaan pemilu dengan berbagai alasan di antaranya terkait ekonomi, wabah Covid-19, dan pemindahan ibukota yang baru berlangsung. [terkini]