DEMOKRASI.CO.ID - Politisi Partai Demokrat, Yan Harahap menanggapi berita soal tukang cendol di Sidoarjo yang dukung Presiden Jokowi 3 periode yang mengaku diberi uang usai perekaman video.
Ia menilai bahwa “setting” terkait wacana jabatan presiden tiga periode ini merupakan suatu hal yang memalukan.
“Hampir semua setting-an? Memalukan,” kata Yan Harahap melalui akun Twitter pribadinya pada Senin, 7 Maret 2022.
Dilansir dari Tempo, pada akhir Februari lalu, beredar video di media sosial seorang tukang cendol di Sidoarjo yang mendukung Presiden Joko Widodo atau Jokowi menjabat 3 periode.
Dalam video tersebut, tukang cendol itu mengaku bernama Bangun Wahyudi dari Purbalingga, Jawa Tengah.
Ditemui Tempo pada awal Maret lalu, Bangun mengaku mendapat uang sebesar Rp200 Ribu setelah video tersebut direkam.
Ia menceritakan bahwa sekitar tiga minggu lalu menjelang tengah hari, ada mobil jenis berkelir hitam berhenti di tempatnya sering mangkal menjual es awet, tepatnya di bawah jalan layang entrance dan exit pintu tol Waru, Sidoarjo – Surabaya.
Menurutnya, dua orang laki-laki turun dari mobil dan memesan es dawet. Setelah minum, mereka menawari Bangun menjadi model konten video.
“Mereka ngakunya sebagai Youtuber,” kata Bangun pada Rabu, 2 Maret 2022.
Bangun yang ditawari pun tidak keberatan karena hanya diminta akting meracik es dawet dalam gelas dari termos dan toples yang ia angkut dengan motor.
Selain itu, menurutnya, dua orang tersebut juga menunjukkan daftar pernyataan di layar telepon genggam seputar tanggapannya bila Jokowi menjabat tiga periode.
Namun, Bangun mengaku bahwa narasi dalam video tersebut tidak diarkan.
“Tidak mengarahkan narasinya, mereka minta pendapat yang murni,” ungkapnya.
Bangun mengaku bahwa sebelum berangkat jualan dari rumah kontrakannya di Kedungturi, Sidoarjo, ia sempat mendengar berita di televisi soal penundaan Pemilu 2024.
Oleh sebab itu, ia pun pun secara spotan mengucapkan dukungan bila Jokowi menjabat 3 periode.
Juga soal dana BOS, ia ingat di sekolah anaknya mendapat kucuran dana BOS. Pengucapan narasi itu, katanya, tidak diulang-ulang.
“Sekali sudah cukup,” katanya.
Bangun mengatakan proses pengambilan video menggunakan telepon genggam itu berlangsung singkat, hanya sekitar 15 menit.
Sebelum pergi, kata Bangun, salah seorang dari pria itu memberinya uang Rp200 ribu.
Ia mengaku baru sadar belum menanyakan mau ditayangkan di channel mana rekaman tersebut. Ia pun sempat mengejar ke mobil, namun sudah keburu pergi.
Selang seminggu kemudian, ia diberi tahu kenalannya bahwa rekaman itu beredar di media sosial.
Selain itu, Bangun mengaku lancar mengucapkan narasi Jokowi 3 periode ini secara spontan karena bukan sekali ini saja ada pengendara mobil berhenti dan merekam dia akting berjualan. [terkini]