DEMOKRASI.CO.ID - Politikus Partai Gerindra sekaligus Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Fadli Zon turut bereaksi dengan munculnya Keppres yang tidak mencantumkan nama Soeharto dalam sejarah.
Fadli Zon menilai ada yang keliru tentang pemahaman mengenai peran Soeharto dalam serangan tersebut.
Fadli Zon melalui sebuah cuitannya di akun media sosial Twitter menanggapi pernyataan Mahfud MD yang mengatakan jika nama Soeharto tidak dihilangkan tetapi tetap ditulis dalam naskah akademik presiden, sontak Fadli Zon mengingatkan Mahfud MD utuk tidak membelokkan sejarah.
“Keliru P @mohmahfudmd. Dlm Serangan Umum 1 Maret 1949, Soekarno dan Hatta masih dlm tawanan di Menumbing. Pemerintahan dipimpin PDRI (Pemerintah Darurat RI) dibawah Sjafroeddin Prawiranegara. Tak ada gagasan dari Soekarno n Hatta dlm peristiwa ini. Jangan belokkan sejarah!, tulis Fadli Zon, dikutip dari cuitannya di akun media sosial Twitter miliknya @fadlizon, Jumat 4 Maret 2022.
Menurut Fadli Zon, Keppres yang diteken Presiden Joko Widodo seharusnya tetap mencantumkan nama Soeharto dan peranannya, dengan demikian generasi penerus akan teta[ mengetahui pahlawan-pahlawan yang memiliki jasa bagi Indonesia.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Indonesia (Menko Polhukam) Mahfud MD berusaha meluruskan mengenai Keppres yang dinilai keliru karena menghilangkan nama Soeharto.
Mahfud MD mengklaim jika nama Soeharto tetap dicantumkan dalam naskah akademik presiden dan juga peranannya.
Selain itu, Mahfud MD juga mengatakan jika nama-nama pahlawan yang lain juga tetap ditulis kengkap dalam naskah akademi tersebut.
Publik mempertanyakan isi dari Konsederan Keppres karena lebih menonjolkan nama Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Panhlima Besar Jenderal Soedirman. Dari pemahaman inilah muncul narasi Nama Soeharto dihilangkan dari sejarah.
“betul, di dlm konsederans ditulis nama HB IX, Soekarno, Hatta, Sudirman sbg penggagas dan penggerak. Peran Soeharto, Nasution, dll ditulis lengkap di Naskah Akademik. Sama dengan naskah Proklamasi 1945, hanya menyebut Soekarno-Hatta dari puluhan founding parents lainnya”, tulis Mahfud MD, dikutip dari cuitannya di akun @mohmahfudmd, Jumat 4 Maret 2022. [terkini]