DEMOKRASI.CO.ID - Angka kasus covid-19 pada awal tahun 2022 menunjukkan peningkatan tajam menyusul penyebaran varian omicron hampir di seluruh dunia.
Lembaga Kesehatan Dunia WHO mencatat hampir 90 juta kasus telah dilaporkan sejak virus corona varian Omicron pertama kali diidentifikasi 10 minggu yang lalu.
“Kita sekarang mulai melihat peningkatan kematian yang sangat mengkhawatirkan di sebagian besar wilayah di dunia,” ujar Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus dikutip ANTARA, Rabu (2/2/2022).
Tedros mengatakan 30 Januari 2022 menandai dua tahun sejak darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional diumumkan atas penyebaran COVID-19.
Pada saat itu, kurang dari 100 kasus dan tidak ada kematian yang dilaporkan di luar China.
“Dua tahun kemudian, lebih dari 370 juta kasus telah dilaporkan dan lebih dari 5,6 juta kematian –-dan kami tahu jumlah ini lebih rendah (daripada angka sesungguhnya),” kata Tedros.
Sementara itu kepala teknis WHO Maria van Kerkhove mengatakan lebih dari 22 juta kasus dilaporkan ke WHO dalam tujuh hari terakhir, terutama didorong oleh Omicron.
“Kami khawatir narasi telah muncul di beberapa negara bahwa karena vaksin, dan karena penularan Omicron yang tinggi dan tingkat keparahan yang lebih rendah,” kata Tedros.
WHO tidak menyerukan negara mana pun untuk kembali ke karantina wilayah atau lockdown, tetapi mendesak semua negara untuk menawarkan perlindungan menggunakan setiap pedoman yang ada, bukan hanya vaksin.
“Virus ini berbahaya, dan terus berkembang di depan mata kita. WHO saat ini melacak empat sub-garis keturunan dari varian Omicron yang menjadi perhatian, termasuk BA.2," ujar Tedros. [wartaekonomi]