DEMOKRASI.CO.ID - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) ikut merespon ceramah Ustaz Khalid Basalamah soal Wayang yang dilarang dalam Islam.
Direktur Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Irfan Idris menyebut, Ustaz Khalid sebagai Ustad Wahabi.
“Ada seorang ustad Wahabi yang mengharamkan dan mau membakar wayang, tapi itu kan sudah minta maaf,” ujar Irfan Idris, dilansir Sabtu 19 Februari 2022.
Dia mengatakan, ceramah seperti itu perlu dibantah dengan dalil-dalil Alquran. Bahwasanya produk-produk lokal dan budaya ada dasar dalilnya.
“Kita verifikasi, perkuat di tengah masyarakat bahwasannya produk-produk lokal, produk budaya, itu juga ada dasarnya dalam Al-Qur’an, tapi mereka tidak mau baca,” katanya.
Irfan kemudian kembali menyindir Ustaz Khalid. Dia mengatakan bahwa apakah perlu Wayang dibuat menyerupai seseorang yang Islami, seperti berjenggot dan bergamis.
“Apakah wayang-wayang itu harus tampil dengan ustad Wahabi sehingga tidak dibakar lagi. Buat wayang yang pakai jenggot, buat wayang yang hangus jidatnya, buat wayang yang pakai cingkrang agar mereka bisa bersahabat,” sindir Irfan.
Irfan mengatakan bahwa Wayang ada dasar dalilnya. Sehingga para Wali Songo menjadikannya sebagai sarana dakwah untuk menyiarkan Islam di Nusantara.
“Kalau orang-orang yang merasa diri paling benar, tidak ada kata wayang dalam kitab suci mereka, kita bisa menunjukkan ada dasarnya, ada dalilnya,” katanya.
“Itu menjadi media bagaimana Wali Songo menyebarkan nilai-nilai dan paham Islam tanpa melalukan kekerasan, tapi menggunakan media dan alat,” pungkasnya.
Ustad Khalid Basalamah telah meminta maaf atas ceramahnya yang menyinggung Wayang.
Ustad Khalid mengatakan, dalam ceramahnya itu tidak ada kata haram. Artinya dia tidak mengharamkan Wayang.
Hanya saja, dia menyarankan agar budaya diislamkan. Budaya mengikuti ajaran Islam. Agar tidak saling bertentangan. (fin/fajar)