DEMOKRASI.CO.ID - Suara gebukan disertai teriakan keras membuat beberapa warga yang tinggal di samping Pondok Pesantren IT Madinah (Kampus Putra) di Jalan Assadah, Gang 4, RT 18 Kelurahan Mugirejo, Kecamatan Samarinda Utara, Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur mengakhiri dzikir dan berlari keluar rumah.
Samsudin, salah seorang warga setempat menjelaskan, kala itu dirinya baru selesai menjalankan sholat subuh.
Ketika sedang berdzikir, telinganya langsung menangkap suara seperti orang sedang menggebuki ular besar.
Namun karena suara tersebut cukup lama, dirinya pun menghentikan dzikir dan keluar memeriksa.
Alangkah terkejutnya Ia, sebab terlihat dua orang yang diperkirakan masih remaja tengah memukuli seorang pria menggunakan balok kayu.
"Saya keluar mereka (para pelaku) langsung lari ke atas (arah bukit).
Korban ini sudah bersimbah darah," bebernya.
Begitupun Bilqis (29), penghuni rumah tepat di depan lokasi kejadian menerangkan, ketika sedang berdzikir.
Dirinya mendengar suara gebukan keras disertai teriakan kesakitan suara laki-laki.
Bertepatan dengan dirinya membuka pintu, ia bersama Samsudin (saksi sebelumnya) mendapati tubuh guru Pondok Pesantren tersebut sudah terkulai lemah.
"Banyak banget darahnya, sepertimya kepalanya bocor," terang ibu satu anak ini.
Saat itu korban masih mengenakan baju koko dan sarung dan sepertinya juga baru selesai menunaikan ibadah sholat subuh.
"Pas kita dekati masih nafas. Ada 1 kayu di kakinya," terang Ibu anak satu ini.
"Namanya Pak Eko (43). Ustadz dan guru di pesantren ini (IT Madina)," terangnya.
Tidak lama lanjutnya, karena mereka tidak berani menyentuh korban ataupun barang bukti, beberapa saksi di lokasi kejadian langsung menghubungi pondok pesantren tempat korban mengajar.
Akhirnya, dibantu para saksi, pihak Ponpes IT Madinah langsung menghubungi ambulance yang kemudian membawa tubuh malang korban ke RSUD AW Syahranie, Kota Samarinda.
"Tapi informasinya satu jam dirawat di RS meninggal," imbuh Bilqis. [tribunnews]