DEMOKRASI.CO.ID - Ratusan kader Demokrat DKI Jakarta mengancam mundur, karena menilai proses Musyawarah Daerah (Musda) Partai Demokrat DKI Jakarta penuh kejanggalan dan kecurangan.
Adapun melalui Musda tersebut telah ditetapkan Ketua Komisi A DPRD DKI Jakarta Mujiyono menjadi Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Demokrat DKI Jakarta periode 2021-2026.
Mujiyono bahkan juga dipilih oleh Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Menanggapi tudingan banyaknya kejanggalan tersebut, Ketua DPD Demokrat DKI Mujiyono memilih tak berkomentar.
"No comment. Tanya yang lain aja ya," jawabnya saat dikonfirmasi melalui pesan singkat, Selasa (1/2/2022).
Sebelumnya, Kepala Bakomstra DPD Partai Demokrat DKI Sanusi, mengatakan, maraknya dugaan kejanggalan pada saat Musda Partai Demokrat DKI Jakarta, telah menodai dan menciderai proses musyawarah yang seharusnya berjalan demokratis dan bersih.
"Atas semua dugaan kecurangan dan perbuatan tidak terpuji yang terjadi pada Musda PD DKI Jakarta, sebagai Kader Partai Demokrat Kami mengetuk hati dan meminta kepada Dewan Kehormatan Partai untuk segera mengambil langkah-langkah yang seharusnya dilakukan untuk meluruskan keputusan yang diambil berdasarkan data yang tidak sah,” ujar Sanusi, Selasa (1/2/2022).
“Ini dilakukan menjaga marwah Ketua Umum dan Partai Demokrat," lanjutnya.
Ditambahkan Sanusi, ada dukungan ganda yang tidak dilihat oleh ketum AHY, padahal sudah tertuang dalam peraturan organisasi Partai Demokrat. Ini terjadi, diduga karena ulah oknum di BPOKK yang tidak netral dalam proses Musda DKI Jakarta.
"Dengan ini saya dan ratusan kawan kawan akan mengundurkan diri dari partai Demokrat, karena saya berpikir ketua terpilih yang sekarang diduga tidak melalui proses yang jujur dan transparansi," kata Sanusi.
Hal senada diungkapkan Anggota BPOKK DPD PD DKI, Ita. Dirinya berharap Dewan Kehormatan Partai segera bertindak sesuai ketentuan yang berlaku.
"Hal ini untuk memberi rasa keadilan untuk seluruh kader Partai Demokrat di DKI Jakarta," pungkasnya. [poskota]