DEMOKRASI.CO.ID - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo membeberkan sikap masyarakat Desa Wadas yang kontra terhadap proyek Bendungan Bener. Puluhan warga yang kontra sempat ditangkap dan ditahan kepolisian setelah terjadi kericuhan ketika pengukuran tanah pada Selasa (8/2/2022) pekan lalu.
Ganjar pada Minggu (13/2/2022) datang ke Desa Wadas menemui warga yang tak sepakat dengan proyek bendungan tersebut. Dia disambut hangat warga setempat.
Usai menemui dan berdialog dengan masyarakat yang tidak setuju dengan proyek pemerintah di Wadas, Ganjar yakin masalah ini dapat diselesaikan dengan. Kata dia warga yang sebelumnya ngotot menolak nyatanya dapat diajak berbicara baik-baik.
"Saya membuktikan, kemarin saya ke sana ternyata masyarakat yang kontra bisa saya ajak komunikasi baik-baik. Intinya cara pendekatannya harus smooth, tidak boleh ada kekerasan kecuali ada ancaman," kata Ganjar kepada wartawan Selasa (15/2/2022).
Politisi PDI Perjuangan ini menegaskan, sejak awal perencanaan proyek itu, Pemerintah Jawa Tengah dan aparat keamanan setempat memang telah sepakat untuk tidak melakukan kekerasan kepada warga yang tidak sejalan dengan proyek ambisius dari Presiden Joko Widodo itu.
"Desain awal, kami sepakat tidak ada kekerasan,” tegasnya.
Meski mengaku tidak ada kekerasan dalam eksekusi pembebasan lahan, tetapi isu tindak represif aparat terhadap warga yang kontra justru menggelinding liar sejak pekan lalu. Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah kompak membantah habis-habisan isu tersebut kendati berbagai rekaman foto dan video kekerasan itu tersebar luas di berbagai media sosial.
Terkait itu, Ganjar mengaku menyerahkannya kepada pihak kepolisian setempat. Jika isu kekerasan itu benar terjadi kata Ganjar, maka perlu ada evaluasi dari Polda setempat.
“Bahwa kemudian di lapangan terjadi (kekerasan) sangat mungkin itu. Jadi monggo Kapolda melakukan evaluasi sendiri, sehingga nanti secara institusional kita bisa memberikan dukungan dengan baik," ungkapnya.
Ganjar juga mengatakan dari Pemprov Jateng sudah siap melakukan pendampingan pada warga Wadas. Informasi yang diterima saat ia ke Wadas, banyak masyarakat trauma, anak-anak jadi sasaran bullying.
"Kami siap bantu, semua OPD saya perintahkan turun. Kalau masyarakat setuju, besok langsung kita terjunkan untuk mendampingi perempuan, anak, membantu program pengentasan kemiskinan, memberikan trauma healing dan sebagainya," tuntasnya. [wartaekonomi]