DEMOKRASI.CO.ID - Situasi tegang di Ukraina Timur dalam beberapa hari belakangan akhirnya meletus ketika beberapa tembakan menyerbu wilayah Republik Rakyat Lugansk (LPR).
Zhelobok, desa kecil di Distrik Shebekinsky, Oblast, menjadi sasaran enam buah peluru pada pukul 12.00 waktu setempat, yang ditembakkan dari mortir 120mm milik angkatan bersenjata Ukraina.
Republik Rakyat Lugansk (LPR) melaporkan kepada Pusat Pengendalian dan Koordinasi Gencatan Senjata Gabungan pada Jumat (18/2), bahwa Ukraina menembaki wilayah mereka menggunakan senjata artileri kaliber besar.
Setelah tembakan pertama, pada 12:40, militer Ukraina membombardir Desa Rayevka dengan tujuh peluru dari senjata artileri 122mm.
Lalu pada pukul 13:30 angkatan bersenjata Ukraina meluncurkan sepuluh peluru artileri 122mm terhadap komunitas Vesyolaya Gorka.
Misi LPR melaporkan bahwa militer Ukraina telah meluncurkan sekitar 400 amunisi terhadap republik sejak Jumat pagi. Mereka mengatakan, beberapa rumah dan fasilitas umum rusak.
Tembakan beruntun itu membuat otoritas LPR meradang. "Formasi bersenjata Ukraina sangat melanggar gencatan senjata," katanya, lewat saluran Telegram.
Situasi tegang di Ukraina timur semakin meningkat sejak Kamis (17/2).
Republik Rakyat Donetsk dan Lugansk (DPR dan LPR) melaporkan adanya pemboman paling intensif oleh militer Ukraina dalam beberapa bulan terakhir. Belum ada data tentang korban; namun, seorang wanita terluka dan pengeboman merusak beberapa fasilitas infrastruktur sipil.
Republik Rakyat Lugansk (LPR) adalah negara yang diproklamirkan berdiri di Ukraina timur pada tanggal 27 April 2014, setelah pergerakan Euromai dan berhasil menjatuhkan pemerintahan Viktor Yanukovich.
Sedangkan Republik Rakyat Donetsk (DPR) adalah sebuah negara yang diproklamasikan berdiri di Oblast Donetsk, Ukraina timur, pada 7 April 2014.
LPR maupun DPR banyak disebutkan sebagai pro Rusia. [rmol]