DEMOKRASI.CO.ID - Anggota polisi lompat dari angkot, Bripda Syarif Hidayatullah, hingga saat ini masih menjalani perawatan di RS Polri Kramat Jati.
Akan tetapi, polisi kesulitan mengorek keterangan dari Bripda Syarif Hidayatullah.
Kanit Laka Lantas Polres Metro Jakarta Timur, Iptu Seno mengungkap Bripda Syarif Hidayatullah sulit diajak komunikasi.
“Gimana ya. Diajak bicara enggak nyambung,” ungkap seno, Jumat (18/2/2022).
Dari kondisi terkini, telinga Bripda Syarif darah masih terus mengeluarkan darah.
Diduga, ia mengalami retak tengkorak akibat lompat dari angkot di Jalan Raya Slamet Riyadi, Matraman, Jakarta Timur, kemarin.
Berdasarkan penyelidikan sementara, kata Seno, Bripda Syarif Hidayatullah diduga tidak berniat melompat.
Sebaliknya, ada dugaan bahwa anggota polisi itu hendak turun dari angkot.
“Kalau melihat itu dia kayaknya mau turun, karena kan loncat gitu,” bebernya.
Kendati demikian, pihaknya masih terus melakukan penyelidikan dengan mengumpulkan para saksi.
Termasuk penumpang yang saat itu di dalam angkot.
Selain itu, pihaknya juga masih mencari keberadaan sopir angkot yang diduga mengetahui Bripda Syarif jatuh.
Nomor polisi angkot yang membawa Bripda Syarif Hidayatullah juga tidak diketahui.
“(Sopir angkot) Tahu, karena sempat agak pelan sebelum jatuh. Sempat pelan, habis itu jalan lagi,” tandasnya.
Untuk diketahui, berdasarkan informasi yang beradar, Bripda Syarif Hidayatullah diduga mengalami depresi.
Pasalnya anggota polisi itu terlebih dulu jatuh dari motornya di kawasan Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur.
Setelah terjatuh, korban berlari seperti orang kebingungan.
Bahkan, ia berupaya memberhentikan sejumlah kendaraan, termasuk bus Transjakarta.
Tak sampai disitu, korban kemudian berlari dan masuk ke dalam bus TNI yang tengah melintas.
Selang beberapa menit, yang bersangkutan turun dari bus TNI itu terlihat seperti orang kebingungan
Ia kembali kabur dengan menumpangi angkot dan akhirnya melompat saat sampai di Jalan Slamet Riyadi, Matraman, Jakarta Timur. (ruh/pojoksatu)