logo
×

Jumat, 18 Februari 2022

Guntur Romli Singgung FPI: Preman Berjubah Jadi Teroris Pro Khilafah

Guntur Romli Singgung FPI: Preman Berjubah Jadi Teroris Pro Khilafah

DEMOKRASI.CO.ID - Pegiat media sosial, aktivis islam liberal, Guntur Romli menyinggung organisasi islam yang telah resmi dibubarkan pemerintah, yaitu FPI. Menurutnya, FPI kini telah bertransformasi menjadi kelompok teroris pro khilafah.

Khilafah sendiri adalah suatu ideologi politik yang digagas sekelompok oknum umat islam. Dalam ideologi tersebut, sistem pemerintahan harus sesuai dan berdasarkan ajaran agama Islam, dari mulai istilah-istilah, konstitusi dampai budaya politik.

Hal tersebut tentu saja bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945, karena negara Indonesia merupakan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Sedangkan, Guntur Romli menduga bahwa FPI kini sedang melakukan transformasi yang mengarah kepada dukungan akan tegaknya khilafah di Indonesia.

“Saya ingin membahas metamorfosis organisasi FPI,” ujar Guntur Romli dalam video yang diunggah oleh channel youtube Cokro TV, pada Jum’at, 18 Februari 2022, dengan judul ‘TES’.

“Transformasi alias perubahan bentuk FPI dari komplotan preman berjubah, menjadi komplotan teroris pro khilafah,” ujar Guntur Romli melanjutkan.

Selanjutnya, Guntur Romli berpendapat bahwa Habib Rizieq, Munarman dan para anggota FPI, menyembunyikan fakta-fakta terkait organisasi tersebut.

“yang akan saya sampaikan ini merupakan fakta-fakta mengerikan yang sengaja disembunyikan dan diingkari oleh Rizieq, Munarman dan tokoh-tokoh FPI, khususnya kaitan FPI dengan jaringan terorisme di Indonesia,” ujar Guntur Romli melanjutkan.

Kemudian, Guntur Romli menjelaskan pendapatnya mengenai siklus atau tahapan proses perubahan suatu kelompok oknum yang mengatasnamakan islam, yang kemudian jadi teroris. 

“Dari intoleran, kemudian menjadi radikal, kemudian menjadi teroris, begitu rumusnya,” ujar Guntur Romli menjelaskan.

Selain itu, Guntur Romli juga menyinggung pendakwah yang melarang wayang atas nama islam.

“Intoleran dulu, seperti memusuhi budaya-budaya lokal. memusuhi wayang dan lain-lain, kemudian menjadi radikal, dengan aksi-aksi kekerasan, akhirnya menjadi teroris,” ujar Guntur Romli melanjutkan.

Kemudian, Guntur Romli berpandangan bahwa Habib Rizieq, Munarman dan anggota FPI lainnya juga melakukan proses perubahan seperti itu.

“Demikian pula FPI, setelah dari kelompok radikal, atau istilah Buya Syafi’i ‘preman berjubah’, kemudian bergabung dengan kelompok teroris ISIS,” ujar Guntur Romli menjelaskan.

“Saat persidangan Munarman, semua terbongkar. Yang paling fatal, tentunsaja baiat Munarman pada ISIS tahun 2014 dan 2015,” ujar Guntur Romli melanjutkan.

“Anggota-anggota FPI yang terlibat aksi terorisme, sampai melakukan bom bunuh diri di Katedral Jolo Filipina awal tahun 2019,” ujar Guntur Romli menandaskan. [terkini]

Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: