DEMOKRASI.CO.ID - Politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Mohamad Guntur Romli menanggapi karikatur bertuliskan “Asyiik Joman… Jongos Munarman???”.
Guntur Romli mengatakan bahwa gara-gara Noel membela Munarman, kepanjangan JoMan bukan lagi Jokowi Mani, melainkan Jongos Munarman.
Sekedar catatan, Noel adalah nama panggilan Immanuel Ebenzer, Ketua Relawan Jokowi Mania atau JoMan.
“Gara-gara Noel bela Munarman, kini kepanjangan Joman bukan Jokowi Mania tapi Jongos Munarman,” kata Guntur Romli melalui akun Twitter pribadinya pada Kamis, 24 Februari 2022.
Bersama pernyataannya, Guntur Romli membagikan cuitan “Komik Kita” yang mengunggah karikatur “Jongos Munarman”.
“Gikun nambah teman ya. Joman – Jongos Munarman?” kata @komikkitatweet.
Sebagaimana diketahui, Immanuel Ebenezer menjadi saksi meringankan bagi Munarman dalam sidang dugaan tindak pidana terorisme.
Dilansir dari Kompas TV, Immanuel menyatakan dengan tegas bahwa Munarman bukanlah teroris sebagaimana yang dituduhkan oleh Jaksa, tapi hanyalah aktivis.
Ia menjadi saksi meringankan dalam sidang lanjutan perkara dugaan tindak pidana terorisme atas terdakwa Munarman, di Pengadilan Negeri Jakarta Timur pada Rabu, 23 Februari 2022.
“Beliau bukan teroris, namun aktivis. Jangan pandangan seseorang dikriminalkan, ini bukan era orde baru, ini era Jokowi semua punya hak,” kata Immanuel, dilansir dari Kompas TV.
Immanuel mengaku mengajukan diri untuk menjadi saksi dalam persidangan Munarman atas alasan dirinya sangat mengetahui track record bekas Sekjen FPI tersebut.
“Munarman ini kawan saya, kita tahu track record dia, saya tahu gimana dia berinteraksi, dia ini aktivis gerakan, jangan sampai Presiden Jokowi dibuat seakan-akan anti-kritik anti-aktivis anti-ulama, presiden tidak anti itu,” ujarnya.
Menurut Immanuel, ada pihak yang memang sengaja ingin melabelkan teroris terhadap Munarman.
Pihak tersebut, lanjutnya, sama halnya dengan mereka yang melabelkan Presiden Jokowi sebagai komunis.
“Yang menteroriskan Munarman adalah mereka yang memainkan berita berita bohong, sama halnya yang memainkan peran Jokowi komunis,” katanya.
Meski melontarkan hal tersebut, Immanuel tidak gamblang mengungkap siapa pihak yang dimaksud telah melabelkan Munarman sebagai teroris dan Jokowi komunis.
“Ada calo di lingkaran kekuasaan dan di luar kekuasaan yang memanfaatkan Munarman, Munarman dijadikan alat untuk memeras kekuasaan, itu yang paling penting,” kata Immanuel.
“Paling penting (lagi), Presiden tidak pernah bermusuhan dengan pihak siapapun, Presiden tidak anti-kritik ulama, aktivis. Presiden anti yang namanya kemiskinan, ketamakan, hal hal yang menurut pandangan beliau tidak baik untuk bangsa ini,” lanjutnya.
Immanuel lebih lanjut menyampaikan pihak yang melabelkan Munarman teroris dan Jokowi komunis adalah calo-calo ahli fitnah.
“Jangankan Munarman, saya pasti akan diframing, calo-calo ini ahli fitnah, jangan larut dalam pertengkaran, kalau Munarman dicap teroris, berapa banyak gereja yang dibakar dan dibom? Tidak ada satupun, kita bisa buktikan,” ujar Immanuel.
“Munarman pernah mengutuk aksi terorisme bom Surabaya, mendukung pembangunan gereja Cinere, Munarman temennya banyak, Kapolri, Pak Tito, Munarman kenal saya, saya pendukung Ahok Jokowi, dia tau rumah saya nggak ada yang terluka,” tambahnya. [terkini]