DEMOKRASI.CO.ID - Pemindahaan Ibu Kota Negara (IKN) baru menuai respons beragam di kalangan masyarakat. Ada dua sisi pedang terlihat dari megaproyek IKN tersebut.
Ketua Umum Pengurus Besar Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia (PB SEMMI), Bintang Wahyu Saputra, menilai bahwa sisi tersebut terkait keberlangsungan IKN. Menurut Bintang, IKN baru ke depan juga perlu melihat dari dua sisi, yakni positif dan negatifnya.
"Positifnya ialah pemerataan pembangunan nasional agar Indonesia tidak terlihat Jawa sentris," ujar Bintang belum lama ini, melansir GenPI.co, Kamis (3/2).
Bintang menjelaskan, sejauh ini pembangunan Jawa lebih dari 60 persen. Artinya, hal itu bisa dikembangkan ke Ibu Kota Negara (IKN) baru di Kalimantan Timur. Selain itu, dia berharap IKN baru mendapat perhatian lebih besar karena proyek teesebut sangat besar dan memerlukan waktu yang lama.
"Jika melihat sisi negatifnya, tentu masalah anggaran, lokasi, hingga sosialisasi pemindahaan IKN ke dalam dan luar negeri. Saya menaksir hal itu menghabiskan waktu hingga puluhan tahun," jelasnya.
Menurut Bintang, pemerintah juga perlu memperhatikan pembangunan IKN yang masih di tengah pandemi Covid-19. Sebab, kata dia, kondisi negara belum benar-benar stabil mengingat beberapa varian virus covid-19 masih menjadi polemik di Indonesia.
"Masalah lainnya adalah pembangunan di tengah pandemi ini harus jadi pertimbangan utama," imbuhnya. [wartaekonomi]
