DEMOKRASI.CO.ID - Media luar negeri pernah menyoroti aksi buzzer di Indonesia yang dimanfaatkan untuk membela pemerintah dalam setiap kebijakan.
Media tersebut The Guardian yang mengulas pernyataan seorang yang bekerja sebagai buzzer.
Menurut pemberitaan itu, sebagai buzzer yang bekerja dalam kebohongan dengan membuat sejumlah akun palsu untuk berperang melawan pengeritik pemerintah di media sosial.
Menanggapi itu, Pengamat politik Rocky Gerung, mengatakan meskipun berita mengenai buzzer pernah diulas di media asing para 2018, tetapi masih berlangusng saat ini.
"Itu sebetulnya yang menjadi standar The Guardian ini mempromosikan Indonesia bahwa Indonesia penuh kecurangan," kata Rocky Gerung di kanal YouTube-nya, Senin (31/1).
Menurut Rocky Gerung, kehadiran buzzer dinilai menjadi penyebab turunnya indeks demokrasi yang ada di Indonesia.
"The Guardian memang getol mengamati hal-hal buruk dari Indonesia, menganggap bahwa Indonesia tidak ada harapan," ujarnya.
"Bukan karena kita memang tidak ada harapan, tetapi karena cara pemerintah mempromosikan dirinya itu konyol," sambungnya.
Rocky Gerung juga menyinggung soal Ahok yang berhubungan dengan para buzzer. Pasalnya, para buzzer menginginkan Ahok menjadi kepala otorita ibu kota negara di Kalimantan Timur.
"Tentu Ahok dikaitkan dengan buzzer. para buzzer menginginkan supaya Ahok memimpin otorita," pungkas Rocky Gerung. (*)