DEMOKRASI.CO.ID - Rusia disebut sudah final akan menyerang Ukraina secara penuh. Amerika Serikat (AS) mengatakan "sentuhan akhir" sedang dilakukan negeri Presiden Vladimir Putin itu untuk menempatkan pasukan guna "invasi penuh".
Hal ini ditegaskan Menteri Luar Negeri Antony Blinken, Rabu (23/2/2022) malam waktu setempat sebagaimana dikabarkan CNN International. AS, kata dia berbicara dalam wawancara dengan ABC News, telah "melihat kehadiran Rusia di dalam Ukraina".
"Semua yang telah kami lihat selama 24 hingga 48 jam terakhir membuat Rusia memberikan sentuhan akhir untuk menempatkan pasukannya di seluruh Ukraina," ujarnya.
"Perbatasan, ke utara, ke timur, ke selatan, siap untuk invasi penuh."
Ia pun memperingatkan biaya jangka panjang jika Rusia makin besar menginvasi Ukraina. Menurutnya sanksi akan lebih parah.
"Akan ada tanggapan yang sangat cepat dan parah. Ini adalah harga yang akan dibayar oleh Vladimir Putin dan Rusia untuk waktu yang sangat lama," jelasnya.
Sebelumnya, Ukraina memberlakukan status darurat nasional, Rabu (23/2/2022) malam waktu setempat. Ini dikeluarkan parlemen sebagai tanggapan ancaman invasi Rusia, yang disebut Barat sudah dimulai.
Ukraina sendiri kemarin mengeluarkan peringatan ke warga untuk segera meninggalkan Rusia. Sementara Moskow mengevakuasi kedutaan besarnya di Kyiv.
Status akan berlaku mulai Kamis hingga 30 hari. Keadaan ini berlaku bagi semua wilayah Ukraina kecuali dua wilayah separatis yang didukung Rusia, Donetsk Lugansk di Ukraina timur.
Ibu kota negara Kyiv juga telah mengumumkan status yang sama. Pos pemeriksaan akan siaga di pintu masuk utama ke ibu kota dan ada kontrol khusus di stasiun kereta api dan bandara.
Konflik Rusia dan Ukraina yang melibatkan AS dan NATO makin panas setelah Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani sebuah dekrit, Senin. Tak hanya mengakui dua wilayah yang hendak memisahkan diri dari Ukraina sebagai negara, ia juga memerintahkan angkatan bersenjata Rusia masuk ke wilayah-wilayah tersebut.
Rusia membantah akan menyerang. Negeri itu berdalih mengirimkan pasukan sebagai timbal balik ke dua wilayah untuk "menjaga perdamaian". [cnbcindonesia]