DEMOKRASI.CO.ID - Ukraina yang ‘dihajar’ Rusia sejak Kamis lalu, 24 Februari 2022, benar-benar menjadi perhatian dunia hingga sekarang.
Menanggapi hal tersebut, cendekiawan Muslim Ulil Anshar Abdalla mengungkit penyerangan Amerika Serikat (AS) yang jauh lebih brutal terhadap Irak dan Afganistan.
Hal itu menyusul pernyataan AS yang protes soal invasi dan penyerangan yang dilakukan Rusia ke Ukraina.
Ulil lantas menilai protes Amerika Serikat (AS) terhadap invasi Rusia kepada Ukraina sebagai bentuk kemunafikan.
Adapun hal itu disampaikannya melalui akun Twitter resminya @ulil pada hari Minggu kemarin, 27 Februari 2022.
“Sama dengan Rusia yang kini menyerang negara berdaulat, Amerika juga dulu melakukan hal yg sama terhadap Irak dan Afghanistan,” tulis alumni Boston University ini, dikutip terkini.id via Galamedia.
Bahkan, lanjutnya, penyerangan AS terhadap Irak dulunya jauh lebih brutal sehingga menyebut sikap AS sekarang sebuah kemunafikan.
“Kini Amerika protes atas serangan Rusia. What a hypocrisy!”
Ia pun memprotes peryataan Oprah yang mengumumkan pemecatan novelis Rusia ‘War and Peace’, Leo Tolstoy, dari klub buku miliknya terkait adanya invasi tersebut.
“Ini sangat salah. We jangan anti-orang Rusia sebagai manusia. Yang kita tentang itu keputusan pemerintah rusia yang menginvasi negara berdaulat.”
Sementara itu, sebelumnya mantan Presiden AS Donald Trump terus memuji Presiden Rusia Vladimir Putin dengan menyebutnya pintar.
Sebaliknya, ia menyebut para pemimpin Amerika Serikat (AS) bodoh ketika Rusia melanjutkan invasi skala luas ke Ukraina dan menghadapi perlawanan sengit.
Ya, Trump melayangkan protes terkait serangan Rusia ke Ukraina dan turut menyalahkan Biden atas sikap AS. [terkini]