DEMOKRASI.CO.ID - Ombudsman Republik Indonesia (RI) menemukan adanya manipulasi data Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) tani. Dari temuan tersebut diduga ada maladministrasi pada aspek pendataan.
Dalam prosesnya para petani atau kelompok tani tidak terdaftar dalam sistem RDKK dan adanya indikasi ketidakakuratan data tani di Indonesia.
Ombudsman melaporkan, ada 369.688 warga yang meninggal dunia masuk data awal RDKK tahun 2021. Selain itu, ada juga temuan warga yang masih remaja masuk ke dalam RDKK.
Merespons temuan itu, Ketua DPR RI Puan Maharani mengatakan manipulasi data membuat pupuk bersubsidi tidak tepat sasaran.
“Perlunya audit total penyaluran pupuk bersubsidi yang sudah disusupi praktik mafia. Jangan lagi ada data warga yang sudah meninggal atau mereka yang tidak berhak, masuk dalam RDKK,” tegas Puan, Jumat (28/1).
Mantan Menko PMK ini mengatakan, sistem RDKK tersebut tidak diawasi secara ketat sehingga validasi data petani yang menerima bantuan tidak cocok di lapangan.
“Temuan ini menjadi indikasi bahwa validasi data tidak dilakukan dengan ketat. Karena data tidak akurat, alokasi pupuk jadi tidak tepat sasaran. Petani yang berhak akhirnya tidak bisa mendapatkan hak atas pupuk bersubsidi,” katanya.
Berbagai laporan mengungkap, pupuk bersubsidi banyak bocor ke jalur tidak resmi dan dikuasai tengkulak, calo, joki, hingga juragan pupuk yang bukan bagian dari jalur distribusi resmi.
Puan menyatakan, praktik penyelewangan pupuk subsidi sudah menjadi masalah serius yang harus segera dibereskan.
“Pengawasan dan penindakan di lapangan oleh KP3 (Komisi Pengawas Pupuk dan Pestisida) tidak boleh main-main. Kami di DPR juga akan terus mengawal. Sikat habis mafia pupuk bersubsidi tanpa pandang bulu demi kesejahteraan petani,” ucapnya.
Kepada para petani, Puan berpesan untuk aktif mengawal penyaluran pupuk subsidi. Ia juga mengingatkan agar petani dan pengurus kelompok tani tidak tergoda iming-iming keuntungan dari penyelewengan pupuk bersubdisi.
“Karena pada akhirnya, yang dirugikan adalah kawan-kawan petani sendiri. Mari kita bersatu padu memberantas mafia pupuk bersubsidi karena petani adalah motor ketahanan pangan kita semua,” demikian Puan. [rmol]