DEMOKRASI.CO.ID - Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa mengatakan, metaverse akan menjadi masa depan dunia politik ke depan terutama dalam elektoral atau pemilihan umum. Ke depan menurutnya cara-cara politik kotor tidak akan ditemukan.
"Jadi orang-orang yang tertinggal itu nasibnya menjadi enclosure di dalam. Dan kalau di Pemilu itu mereka ikut menentukan karena menentukan yaitu dengan model NPWP nomor piro wani piro (berani bayar berapa), itu berbahaya sementara ke depan kita tidak lagi seperti itu," kata Suharso dalam diskusi daring bertajuk 'Merebut Pemilih Muda 2024', Sabtu (22/1/2022).
Suharso mengatakan, di masa depan masyarakat akan mudah mengenal calon-calon peminpinannya. Yakni hanya dengan lewat dunia digital.
Ia kemudian bercerita soal dirinya belum lama ini bertemu dengan teman sekumlulan anak-anak muda yang membuat aplikasi bernama Kecilin. Aplikasi tersebut menurutnya bisa memperkecil ukuran data dari file-file digital.
Suharso berandai-andai menjadi seorang presiden, ia akan menggunakan teknologi tersebut untuk memuat data calon-calon pemimpin hingga pemilih. Dia bakal menghadirkan metaverse Indonesia.
"Boleh jadi nanti kalau saya presiden Indonesia misalnya ke depan, saya tinggal bawa misalnya satu ini yang isinya satu tera, tapi itu kemampuannya seribu kali seribu tera. Dan saya bisa tampilkan metaverse mengenai Indonesia," tuturnya.
Lebih lanjut, Suharso pun mengingatkan kepada semua pihak tidak menjadi generasi yamg tertinggal. Ke depan digitalisasi di dunia politik akan berguna bagi masyarakat.
"Ke depan untuk mengenal seseorang akan jauh lebih mudah. Seseorang yang akan dicalonkan menjadi presiden, wakil presiden, seseorang yang akan dicalonkan menjadi anggota DPR, kabupaten atau kota, jejak digitalnya akan mudah di dapat," tandasnya. [suara]