DEMOKRASI.CO.ID - Merespons cuitan Ferdinand Hutahean yang bernada penistaan agama direspons oleh Pendeta Gilber Lumoindong,
Rohaniawan Gilbert Lumoindong menegaskan bahwa cuitan bekas politisi Partai Demokrat itu tidak mewakili umat kristiani.
Pendeta Gilbert menyatakan, ia mewakili umat kristiani meminta maaf kepada seluruh elemen masyarakat yang merasa tersinggung dengan cuitan Ferdinand.
Sebagai satu umat, Gilbert tidak ingin ada kegaduhan yang dipicu oleh kata-kata yang bernada menghina agama lain.
“Mudah-mudahan yang merasa tersakiti dengan cuitan rekan saya Abang Ferdinand, kiranya saya meminta maaf, tak perlu diperpanjang lagi. Karena itu yang pasti bukan suara dari umat Kristiani,” kata Gilbert, Rabu (5/1).
Gilbert menjelaskan sebenarnya pernyataan Ferdinand soal Allahku luar biasa, Allah Maha Kuasa merupakan kalimat yang wajar. Menjadi masalah, kata Gilbert jika kalimat tentang Allah itu dibandingkan dengan agama lain, apalagi di media sosial.
Kalimat Allah tuhan yang luar biasa biasanya disampaikan di Gereja. Dan keyakinan akan kebesaran tuhan diyakini oleh seluruh kelompok beragama.
“Karena di Al-Kitab kami ada tulisan, orang benar akan hidup oleh iman. Itulah iman kami. Saya pikir iman dari setiap agama juga percaya bahwa Allah luar biasa, Allah Maha Kuasa, Allah Maha Segalanya,” jelas dia.
Jika membandingkan tuhannya dengan agama lain, Pendeta Gilber menyatakan bahwa hal itu akan menjadi muara konflik.
Ferdinand sendiri sudah menghapus cuitannya. Ia juga menjelaskan bahwa apa yang ia utarakan bukanlah bertujuan untuk membandingkan dengan agama tertentu.
Ferdinand mengklaim apa yang ia utarakan di Twitternya adalah ekspresi dari dialog imajinernya karena sedang menghadapi beban hidup yang berat.
Sementara itu, pada Rabu siang (5/1), Ketua Umum DPP KNPI Haris Pertama mengambil langkah cepat dengan cara melaporkan ke Bareskrim Mabes Polri.
Haris berargumen apa yang dicuitkan oleh Ferdinand berpotensi merusak persatuan dan kesatuan bangsa. [rmol]