DEMOKRASI.CO.ID - Komunitas Muslim Uighur di Turki kembali melakukan kampanye boikot Olimpiade Musim Dingin Beijing yang akan dimulai pada bulan depan.
Puluhan orang dari komunitas Uighur berkumpul di Istanbul pada Minggu (23/1). Mereka menyerukan agar negara-negara memboikot Olimpiade Beijing lantaran China telah melakukan palanggaran hak asasi manusia, bahkan dugaan genosida, terhadap minoritas Muslim Uighur di Xinjiang.
Para pengunjuk rasa mengibarkan bendera biru putih, yang merupakan bendera gerakan kemerdekaan Turkestan Timur, sebuah kelompok yang disebut ancaman bagi Xinjiang.
"China, hentikan genosida!" dan "China, tutup kamp!" terus diserukan.
"China tidak memiliki hak untuk menjadi tuan rumah Olimpiade sambil melakukan semua penyiksaan, kekejaman dan genosida terhadap Uighur," kata ibu rumah tangga Munevver Ozuygur, yang ikut dalam aksi protes.
Ozuygur mengaku memiliki kerabat yang ditahan di kamp-kamp di China.
PBB sendiri memperkirakan ada lebih dari 1 juta orang yang ditahan oleh China di kamp-kamp interniran di Xinjiang. Banyak aktivis menyebut kamp tersebut penuh dengan pelanggaran HAM, termasuk kerja paksa hingga pelecehan seksual.
Namun China membantahnya dengan menyebut kamp-kamp tersebut digunakan untuk membasmi eskremisme.
Olimpiade Musim Dingin akan dimulai di Beijing pada 4 Februari. Sejauh ini, Amerika Serikat, Inggris, Australia, Kanada, Denmark dan Jepang telah memilih untuk tidak mengirim delegasi diplomatik sebagai protes atas catatan hak asasi manusia China.
AS juga telah memberlakukan sejumlah sanksi terhadap berbagai bisnis dan politisi China atas dugaan perlakuan terhadap Uighur. [rmol]