DEMOKRASI.CO.ID - Mantan Wakil Sekretaris Jenderal MUI Ustaz Tengku Zulkarnain ikut mengomentari kisruh Partai Demokrat.
Awalnya, Tengku Zulkarnain menyindir Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko yang sempat membantah akan merebut pucuk kepemimpinan Partai Demokrat.
Melalui akun Twitter @ustadtengkuzul, Sabtu (6/3/2021), Tengku Zulkarnain menduga 'kudeta' itu untuk kepentingan koalisi dengan PDIP.
"Kemarin ramai amai membantah ketika dituduh mau kudeta Demokrat. Eh, belum beberapa hari ternyata benar benar dikudeta itu Partai. Memang "malu" sudah tidak punya...? Untuk apa? Jangan jangan agar kelak Demokrat dipakai utk "koalisi" dengan PDIP. Hehe... Kita lihat ke depan. OK?" cuit Tengku Zulkarnain.
Tengku Zulkarnain juga merasa kasihan terhadap mantan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Menurutnya, hal ini bisa menjadi pembelajaran agar pejabat kelak tidak mengangkap orang yang berjiwa 'brutus'.
"Kasihan pak SBY... Semoga ini jadi pelajaran bagi para pejabat negara agar jangan mengangkat orang yang berjiwa 'Brutus'. Kecewa ujungnya...," cuit Tengku Zulkarnain.
Sebelumnya, Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat Andi Mallarangeng menyindir Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko soal Kongres Luar Biasa (KLB) di Sibolangit, Deliserdang, Sumatera Utara.
Andi bahkan menyinggung dugaan politik uang pada gelaran KLB tersebut. Hal ini diungkapkan Andi saat menghadiri diskusi virtual bertajuk 'Nanti Kita Cerita Tentang Demokrat Hari Ini' yang diunggah kanal YouTube MNC Trijaya, Sabtu (6/3/2021).
"Tiba-tiba sekarang ada elemen kekuasaan yang berada di lingkaran dalam presiden tiba-tiba berusaha mengambil alih partai orang lain dimana dia bukan kadernya sama sekali. Dengan kekuasaan dan uang bekerja sama bersekongkol dengan beberapa mantan kader dan kader-kader yang tidak jelas, lalu kemudian membuat KLB abal-abal," ujar Andi.
Andi kembali membawa nama SBY yang mengaku sedih atas penyelengaraan KLB. Sebab, Moeldoko diketahui pernah beberapa kali mendapat jabatan saat SBY berkuasa.
"Sebenarnya beliau merasa bersalah juga bahwa orang semacam Moeldoko ini dulu zaman Pak SBY sempat diberi jabatan beberapa kali, termasuk sampai Panglima TNI," kata Andi.
Tak puas sampai di situ, Andi juga menganalogikan hal ini dengan peribahasa.
"Cuma ya memang ada orang, kata orang Jawa kacang lupa lanjaran. Ya kira-kira begitulah," kata Andi.
Sebelumnya, Andi menyentil adanya 'begal partai' yang sangat bernafsu untuk berkuasa. Andi juga merasa heran kenapa seorang jenderal tega merebut Partai Demokrat. Dia bahkan membawa-bawa Orde Baru serta mengingatkan sepak terjang mantan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Menurut Andi, SBY tidak pernah melakukan hal semacam itu ketika dulu berkuasa.
"Sedih juga bahwa ada orang-orang yang dengan nafsu kekuasaan yang begitu besar, kemudian menjadi begal politik, begal partai," ujar Andi. (*)